hargasaham.id – Jakarta, 28 September 2025 – PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) mengumumkan rencana rights issue untuk menerbitkan hingga 12,80 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 250 per saham. Aksi korporasi ini bertujuan untuk memperkuat struktur modal dan mendukung ekspansi infrastruktur digital perusahaan.
Detail Rights Issue dan Waran Seri II
Setiap pemegang tiga saham lama yang tercatat pada 27 November 2025 berhak atas empat Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Setiap satu HMETD memberikan hak untuk membeli satu saham baru dengan harga Rp 250 per saham. Jika seluruh HMETD dilaksanakan, dana yang diperoleh dari rights issue diperkirakan mencapai sekitar Rp 3,2 triliun.
Selain itu, INET juga akan menerbitkan 3,07 miliar waran seri II yang menyertai saham baru. Waran ini diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham yang melaksanakan HMETD. Setiap pemegang HMETD yang melaksanakan 25 saham baru berhak memperoleh delapan waran seri II. Dana yang diperoleh dari pelaksanaan waran ini diperkirakan mencapai sekitar Rp 921,6 miliar.
Tujuan Penggunaan Dana Rights Issue
Dana yang diperoleh dari rights issue akan digunakan untuk beberapa keperluan strategis. Sebagian besar, sekitar Rp 2,8 triliun, akan disetorkan sebagai modal kepada anak perusahaan, PT Global Prima Indonesia (GPI), untuk pembangunan jaringan Fiber To The Home (FTTH) dengan teknologi Wi-Fi 7 di Pulau Bali dan Pulau Lombok. Pembangunan ini ditargetkan mencakup 2 juta homepass.
Selain itu, sekitar Rp 213,44 miliar akan digunakan untuk penyetoran modal kepada PT Prima Fiber Indonesia (PFI), dan sekitar Rp 135 miliar untuk PT Indonesia Akses Broadband (IAB). IAB akan menggunakan dana tersebut untuk modal kerja dalam pembangunan FTTH di Pulau Jawa. Sisa dana akan digunakan untuk modal kerja INET, termasuk biaya pengembangan layanan, pemasaran, pelatihan, dan biaya overhead lainnya.
Partisipasi Pemegang Saham dan Pembeli Siaga
Pemegang saham utama INET, PT Abadi Kreasi Unggul Nusantara, yang memiliki 60,62% saham INET, berencana untuk melaksanakan seluruh HMETD yang akan diperoleh, sejumlah 7,14 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp 250 per saham. Dengan demikian, mereka akan menyetor modal sebesar Rp 1,78 triliun.
Jika saham baru yang ditawarkan dalam rights issue tidak seluruhnya diambil bagian oleh pemegang saham, PT Abadi Kreasi Unggul Nusantara juga akan bertindak sebagai pembeli siaga untuk sisa saham yang tidak terambil, dengan jumlah maksimal 5,65 miliar saham dan nilai sekitar Rp 1,41 triliun.