hargasaham.id – Pada 8 Oktober 2025, saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) melonjak signifikan hingga batas auto rejection atas (ARA), mencapai Rp96 per saham. Kenaikan ini dipicu oleh pengumuman suntikan dana segar sebesar US$1,84 miliar (sekitar Rp30,31 triliun) dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dan mendukung restrukturisasi Garuda Indonesia.
Skema Penyuntikan Modal
Suntikan dana dari Danantara terdiri dari dua skema utama:
-
Setoran Modal Tunai: Danantara akan menyetor modal tunai sebesar US$1,44 miliar (sekitar Rp23,66 triliun) melalui Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD).
-
Konversi Utang: Utang senilai US$405 juta (sekitar Rp6,65 triliun) yang diberikan kepada Garuda Indonesia pada Juni 2025 akan dikonversi menjadi saham baru.
Dengan langkah ini, Danantara akan meningkatkan kepemilikannya di Garuda Indonesia menjadi 93,5%, dari sebelumnya 64,54%.
Dampak Positif terhadap Saham GIAA
Setelah pengumuman tersebut, saham GIAA mengalami lonjakan signifikan. Pada 8 Oktober 2025, harga saham GIAA naik 9,06% hingga mencapai batas ARA. Volume transaksi saham GIAA juga meningkat tajam, mencatatkan nilai transaksi Rp38,05 miliar dengan volume 396,3 juta saham.
Kenaikan harga saham ini mencerminkan optimisme investor terhadap prospek Garuda Indonesia pasca restrukturisasi. Investor berharap langkah ini dapat memperbaiki posisi keuangan perusahaan dan meningkatkan kinerja operasional di masa depan.
Strategi Restrukturisasi Garuda Indonesia
Manajemen Garuda Indonesia menjelaskan bahwa dana hasil penyuntikan modal ini akan digunakan untuk beberapa tujuan strategis:
-
Perbaikan Struktur Modal: Memperkuat struktur permodalan perusahaan untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang.
-
Optimalisasi Operasional: Melakukan efisiensi operasional, termasuk rasionalisasi rute penerbangan dan armada pesawat.
-
Peningkatan Layanan: Meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan untuk mempertahankan dan menarik lebih banyak penumpang.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat mengembalikan Garuda Indonesia ke jalur profitabilitas dan meningkatkan daya saing di industri penerbangan.
Dengan suntikan dana dari Danantara, Garuda Indonesia memiliki kesempatan untuk memperbaiki kinerja keuangan dan operasionalnya. Namun, tantangan tetap ada, termasuk persaingan ketat di industri penerbangan dan fluktuasi harga bahan bakar. Keberhasilan restrukturisasi akan bergantung pada implementasi strategi yang efektif dan efisien.
Investor disarankan untuk memantau perkembangan selanjutnya terkait implementasi restrukturisasi dan kinerja keuangan Garuda Indonesia. Kenaikan harga saham GIAA dapat berlanjut jika perusahaan berhasil menunjukkan perbaikan kinerja yang signifikan.
Dengan langkah strategis ini, Garuda Indonesia diharapkan dapat kembali menjadi maskapai nasional yang kompetitif dan menguntungkan di pasar global.