hargsasaham.id – Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan bahwa hingga 26 September 2025, sebanyak 134 emisi obligasi dan sukuk telah tercatat di bursa. Emisi tersebut diterbitkan oleh 74 emiten dengan total nilai emisi sebesar Rp 154,64 triliun.
Jumlah emisi ini menunjukkan aktivitas pasar surat utang yang tetap tinggi di tengah dinamika ekonomi global dan domestik. BEI juga mencatat bahwa outstanding (sisa utang) dari obligasi dan sukuk mencapai 636 emisi dengan nilai nominal total Rp 516,64 triliun ditambah US$ 117,27 juta yang diterbitkan oleh 136 emiten.
Pencatatan Obligasi & Sukuk Pekan Terakhir
Pada pekan 22–26 September 2025, BEI menerima pencatatan beberapa efek utang baru yang ikut menopang angka keseluruhan. Salah satunya adalah perusahaan properti yakni PT Bumi Serpong Damai Tbk yang mencatatkan Obligasi Berkelanjutan IV Tahap I serta Sukuk Ijarah Berkelanjutan II Tahap I, masing-masing senilai Rp 500 miliar. Kedua penerbitan itu mendapat rating idAA (Double A) dan idAA(sy) dari Pefindo. Wali amanatnya adalah PT Bank Mandiri Tbk.
Selain itu, PT Bumi Resources Tbk menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap II senilai Rp 721,61 miliar di bursa. Obligasi ini mendapat peringkat idA+ dari Pefindo dan menggunakan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai wali amanat.
Periode sama juga mencatat pencatatan saham perdana perusahaan tambang, yaitu PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS), yang berhasil menghimpun dana segar senilai Rp 4,53 triliun. EMAS menjadi emiten ke-23 yang melantai di bursa sepanjang 2025.
Faktor Pendorong dan Tantangan Pasar
Tingginya aktivitas pencatatan obligasi dan sukuk mencerminkan kebutuhan perusahaan akan pembiayaan jangka menengah dan panjang. Instrumen surat utang menjadi alternatif selain pembiayaan perbankan.
Namun, pasar tak luput menghadapi tantangan. Volatilitas suku bunga global, tekanan inflasi, dan risiko eksternal seperti ketidakpastian ekonomi dunia bisa mempengaruhi minat investor terhadap instrumen utang.
Stabilitas rating oleh lembaga pemeringkat seperti Pefindo juga menjadi kunci. Banyak obligasi baru mendapat rating menengah hingga tinggi, yang membantu meningkatkan kepercayaan pasar terhadap kelayakan kredit emiten.
Implikasi Bagi Industri & Investor
Bagi emiten, pencatatan obligasi dan sukuk memungkinkan diversifikasi sumber dana dengan beban bunga yang bisa dihitung dan diperhitungkan. Proyek infrastruktur, ekspansi usaha, dan sektor energi kerap menjadi target pendanaan dari instrumen ini.
Untuk investor, instrumen obligasi dan sukuk menyediakan alternatif investasi dibanding saham, khususnya untuk profil risiko yang lebih moderat. Kombinasi yield, jangka waktu, dan rating akan menjadi pertimbangan utama sebelum memutuskan berinvestasi.
Kedepannya, pertumbuhan pasar surat utang harus dijaga agar tidak hanya volume tinggi, tetapi juga kualitas emisi tetap terjaga. BEI bersama pihak terkait perlu memastikan regulasi yang mendukung, transparansi emiten, dan pengawasan agar pasar tetap kredibel dan likuid.