hargasaham.id – Bursa saham Asia pada Kamis, 16 Oktober 2025, menunjukkan penguatan yang signifikan, mengikuti tren positif yang terjadi di Wall Street. Investor di wilayah Asia bereaksi terhadap laporan keuangan perusahaan-perusahaan besar Amerika Serikat yang menunjukkan laba lebih tinggi dari ekspektasi. Kenaikan indeks di Wall Street memberikan efek psikologis positif, sehingga menstimulasi permintaan saham di pasar Asia. Para pelaku pasar memperhatikan sektor teknologi dan perbankan, yang menjadi penggerak utama di Amerika dan memengaruhi indeks di Jepang, China, dan Hong Kong.
Indeks Nikkei 225 Jepang naik 1,27% ke level 48.277,74, didorong oleh saham-saham industri dan teknologi. Di China, Shanghai Composite menanjak 0,10% ke 3.916,23, meskipun pergerakan relatif stabil karena investor menunggu pengumuman data ekonomi penting. Di Singapura, Straits Times turun 0,28% menjadi 4.356,20, sementara Hang Seng Hong Kong melemah 0,09% ke 25.888,51, menunjukkan perbedaan respons di antara pasar Asia terhadap sentimen global.
Kinerja IHSG yang Menguat
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia menutup perdagangan dengan penguatan 0,91% ke level 8.124,757. Lonjakan ini didorong oleh sektor kesehatan yang mencatat kenaikan paling signifikan, seiring meningkatnya minat investor terhadap saham-saham yang relatif defensif. Saham perbankan dan energi juga mencatat kenaikan moderat, sejalan dengan optimisme pasar terhadap pemulihan ekonomi domestik.
Investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih di pasar saham Indonesia, meningkatkan likuiditas dan mendukung penguatan IHSG. Selain itu, beberapa perusahaan tercatat merilis kinerja kuartal terbaru yang lebih baik dari ekspektasi, yang menambah sentimen positif. Analis menilai data fundamental kuat dan momentum global positif membuat IHSG mencatat kenaikan signifikan pada perdagangan hari itu.
Faktor Penguatan Pasar dan Aktivitas Investor
Penguatan bursa Asia dipengaruhi oleh beberapa faktor utama. Pertama, laporan laba perusahaan besar yang melebihi ekspektasi memberikan keyakinan bagi investor bahwa pemulihan ekonomi global tetap kuat. Kedua, ekspektasi terhadap pelonggaran kebijakan moneter di beberapa negara memicu optimisme pasar karena suku bunga yang stabil atau lebih rendah dapat mendukung pertumbuhan bisnis dan kinerja saham.
Selain itu, aktivitas perdagangan di pasar regional juga meningkat, dengan volume transaksi lebih tinggi dibandingkan hari-hari sebelumnya. Investor institusi dan ritel sama-sama aktif, mencerminkan kombinasi minat jangka pendek dan strategi jangka panjang. Penguatan sektor tertentu, seperti teknologi dan perbankan, menjadi katalis utama pergerakan indeks regional.
Secara keseluruhan, penguatan bursa saham Asia pada 16 Oktober 2025 mencerminkan sentimen global yang positif, dukungan dari laporan laba perusahaan, dan aktivitas beli yang meningkat dari investor domestik maupun asing. Momentum ini mendorong IHSG dan indeks regional tetap positif sementara volatilitas pasar tetap tinggi karena pengaruh faktor eksternal.
