hargasaham.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun signifikan dalam sepekan terakhir, dari 8.257,85 menjadi 7.915,65. Penurunan ini setara 4,14%. Dampaknya, kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) berkurang Rp814 triliun, dari Rp15.560 triliun menjadi Rp14.746 triliun. Penurunan ini menandai koreksi pasar setelah beberapa pekan mengalami kenaikan signifikan. Saham-saham blue chip dan konglomerat menjadi penyumbang tekanan terbesar terhadap indeks.
Selain tekanan dari saham besar, investor kecil juga melakukan aksi profit taking, sehingga likuiditas pasar sedikit menurun. Penurunan tajam terjadi pada sektor energi, pertambangan, dan konsumsi. Hal ini menunjukkan adanya sentimen negatif dari perkembangan ekonomi global dan fluktuasi harga komoditas yang memengaruhi pasar domestik.
Penurunan Aktivitas Perdagangan
Data BEI menunjukkan aktivitas perdagangan saham melemah. Rata-rata nilai transaksi harian turun 2,44% menjadi Rp27,46 triliun, sementara volume transaksi harian turun 10,33% menjadi 32,95 miliar lembar saham. Frekuensi transaksi harian juga menurun 7,37% menjadi 2,71 juta kali. Penurunan ini mencerminkan kehati-hatian investor menghadapi volatilitas pasar yang meningkat.
Investor lokal banyak menahan transaksi sambil menunggu kepastian sentimen global. Kondisi ini menyebabkan beberapa saham likuid mengalami fluktuasi harga cukup signifikan dalam sehari. Selain itu, sektor teknologi dan finansial relatif lebih stabil dibanding sektor energi dan pertambangan.
Aksi Investor Asing
Investor asing mencatatkan nilai beli bersih Rp3,03 triliun pada Jumat, 17 Oktober 2025. Meski begitu, sepanjang tahun 2025, investor asing masih mencatatkan jual bersih Rp51,55 triliun. Hal ini menunjukkan adanya seleksi saham oleh investor asing, memilih saham dengan fundamental kuat.
Pergerakan asing sering menjadi indikator sentimen global. Aktivitas beli bersih di akhir pekan memberikan sedikit dukungan psikologis bagi investor lokal. Namun, tekanan jual sepanjang tahun menunjukkan kehati-hatian pasar terhadap kondisi ekonomi global yang tidak menentu.
Penurunan IHSG dan kapitalisasi pasar mencerminkan tekanan jual besar di pasar saham Indonesia. Investor disarankan tetap waspada dan menyesuaikan portofolio. Fokus pada saham dengan fundamental kuat menjadi strategi aman untuk menghadapi volatilitas.
Meski terjadi koreksi signifikan, beberapa analis menilai hal ini wajar sebagai penyesuaian pasar setelah rally sebelumnya. Investor diharapkan memperhatikan perkembangan makro ekonomi, kondisi likuiditas, serta laporan keuangan emiten. Pasar yang sehat membutuhkan mekanisme penyesuaian, termasuk profit taking dan koreksi harga saham.
