IHSG Menguat Hampir 1 Persen, Pelaku Pasar Optimistis pada Ekonomi Indonesia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak 73,12 poin atau naik 0,97 persen. Penutupan perdagangan membawa IHSG ke level 7.464,65, mencerminkan tren positif sepanjang hari.Kinerja impresif juga tercatat pada Indeks LQ45, yang naik 1,14 persen ke posisi 787,75. Kelompok saham likuid tersebut menjadi salah satu penopang utama penguatan pasar.
Pasar saham Indonesia mencatat penguatan signifikan pada penutupan perdagangan Selasa, 5 Agustus 2025. Investor asing terlihat aktif melakukan aksi beli bersih pada beberapa saham unggulan. Sektor konsumer, infrastruktur, dan energi menyumbang kontribusi terbesar terhadap penguatan indeks.
Mayoritas sektor saham bergerak positif. Saham-saham berkapitalisasi besar ikut terdorong oleh sentimen ekonomi domestik. Pelaku pasar memanfaatkan momentum penguatan dengan masuk ke saham-saham berbasis fundamental kuat.
Pertumbuhan Ekonomi Jadi Katalis Utama
Badan Pusat Statistik merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal II–2025. Ekonomi Indonesia tumbuh 5,12 persen secara tahunan (YoY). Angka ini melampaui ekspektasi pasar yang memperkirakan kisaran 4,9 persen. Pelaku pasar menyambut data ini dengan antusias.
Pertumbuhan ini mencerminkan daya beli masyarakat yang tetap kuat. Sektor perdagangan, transportasi, dan industri pengolahan mendukung laju pertumbuhan. Konsumsi rumah tangga menjadi kontributor utama di tengah tekanan global.
Investor menilai struktur ekonomi domestik tetap tangguh. Pemerintah berhasil menjaga momentum pemulihan pasca tekanan eksternal. Stimulus fiskal dan peningkatan belanja negara ikut memperkuat keyakinan terhadap pasar modal.
Tekanan Eksternal Tidak Surutkan Optimisme
Meskipun pasar regional masih dibayangi sentimen negatif global, IHSG mampu menguat. Beberapa bursa Asia mencatat penurunan akibat kekhawatiran suku bunga tinggi di AS dan konflik geopolitik. Namun, Indonesia justru menjadi pengecualian.
Dana asing mulai kembali masuk ke emerging market, termasuk Indonesia. Stabilitas politik, inflasi yang terkendali, dan surplus neraca dagang mendorong aliran modal masuk. Pasar melihat Indonesia sebagai destinasi investasi jangka menengah yang menarik.
Nilai tukar rupiah juga tetap stabil terhadap dolar AS. Hal ini ikut menjaga daya beli dan mengurangi tekanan pada sektor impor. Kombinasi faktor domestik dan regional memperkuat optimisme pelaku pasar dalam beberapa pekan ke depan.
Analis Proyeksikan Tren Positif Berlanjut
Beberapa analis memperkirakan IHSG masih memiliki ruang untuk melanjutkan penguatan. Mereka menyarankan investor tetap selektif memilih saham berfundamental kuat. Sektor infrastruktur, perbankan, dan teknologi dinilai punya prospek cerah.
Sentimen dalam negeri tetap dominan. Selama pertumbuhan ekonomi konsisten dan stabilitas politik terjaga, pasar berpeluang mencetak rekor baru. Rilis data inflasi, neraca perdagangan, dan hasil RDG Bank Indonesia akan menjadi perhatian pasar berikutnya.
Investor disarankan memantau sentimen global secara selektif. Namun, fokus utama tetap pada kinerja emiten dan daya tahan ekonomi nasional. Dengan strategi yang tepat, pasar saham Indonesia bisa menjadi peluang besar di tengah ketidakpastian global.