hargasaham.id – September 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru melawan arus. IHSG mencapai rekor tertinggi (all time high) di 8.051 poin, meski berada di masa September yang biasa lemah. Dalam sepekan terakhir (15–19 September), indeks naik sekitar 2,51% dari 7.854 poin pekan sebelumnya.
Pasar asing ikut ambil bagian: net buy asing mencapai Rp 2,86 triliun dalam hari terakhir pekan itu, melanjutkan momentum positif setelah pekan sebelumnya tercatat net sell.
Faktor Pendorong: Kebijakan Moneter & Reshuffle Kabinet
Dua elemen utama mendongkrak optimisme investor:
-
Pelonggaran kebijakan moneter oleh Bank Indonesia.
-
BI Rate dipotong sebesar 25 basis poin menjadi 4,75% untuk pertama kalinya dalam rangkaian pemangkasan sejak 2024.
-
Suku bunga untuk Deposit Facility diturunkan 50 bps ke level 3,75%, sedangkan Lending Facility menjadi 5,50%.
-
Pemangkasan ini mengurangi beban biaya pendanaan (“cost of fund”) dan memperbaiki appetite risiko investor.
-
-
Sentimen politik berupa reshuffle kabinet yang dilakukan Presiden Prabowo pada 8 dan 17 September.
-
Perubahan personel memicu ketidakpastian awal, terutama terkait disiplin fiskal dan independensi bank sentral.
-
Namun, efek negatifnya mereda ketika Menteri Keuangan baru mengumumkan kebijakan likuiditas, termasuk pemindahan dana negara senilai Rp 200 triliun dari Bank Sentral dan sinyal pemangkasan suku bunga lebih lanjut.
-
Performa Transaksi & Indikator Teknis
Indikator pasar menunjukkan bahwa penguatan IHSG bukan sekadar trik sesaat:
-
Volume transaksi rata-rata harian melonjak dari sekitar 33,56 miliar lembar menjadi 42 miliar lembar saham.
-
Frekuensi transaksi per hari meningkat dari 2,04 juta menjadi 2,13 juta kali dalam pekan tersebut.
-
Kapitalisasi pasar tumbuh dari Rp 14.130 triliun menjadi Rp 14.632 triliun.
Di sisi teknikal, indikator seperti stochastic, RSI, serta moving average (MA 20 dan MA 60) membentuk positive crossover, menandakan fase bullish jangka menengah.
Proyeksi & Catatan Risiko ke Depan
Para analis memperkirakan IHSG masih memiliki ruang untuk terus menguat hingga akhir 2025. Beberapa poin proyeksi:
-
Level psikologis dan teknikal sebesar 8.246 poin dianggap sebagai target optimistis berikutnya.
-
Dalam jangka panjang, kalau momentum tetap terjaga, indeks bisa menuju 10.500 poin dalam kurun waktu kurang dari sepuluh tahun.
Meski optimisme tinggi, mereka mencatat potensi koreksi. Salah satu level kunci yang dijadikan acuan adalah 7.419 poin; jika IHSG naik turun melewati level ini, risiko turun signifikan muncul.
Strategi disarankan: beli saat harga turun (buy on dip), fokus pada saham-saham dengan fundamental kuat, dan disiplin dalam manajemen risiko.
Dengan kombinasi kebijakan moneter yang longgar, dukungan likuiditas, serta reaksi positif terhadap reshuffle politik, IHSG berhasil melampaui ekspektasi di tengah gejolak. Investor masih harus cermat dan waspada, namun potensi penguatan ke depan cukup nyata jika tidak muncul kejutan besar dari sisi eksternal maupun domestik.