Purbaya Mendapat Julukan “Sombong” dari Istrinya
hargasaham.id – – Menteri Keuangan A. Purbaya Yudhi Sadewa memantik perhatian publik setelah menyampaikan target ambisius bahwa ekonomi Indonesia bisa tumbuh 6 hingga 7 persen. Janji besar itu ia ucapkan usai pelantikannya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (8/9/2025).
Purbaya mengakui dirinya cemas dengan tantangan yang menanti, namun ia tetap menyalakan optimisme. Menurutnya, permintaan domestik Indonesia sangat kuat, bahkan mencapai 90 persen dari struktur ekonomi nasional. Ia menilai angka sebesar itu sudah cukup menjadi modal besar untuk menumbuhkan perekonomian.
“Kalau 90 persen permintaan domestik kuat, kenapa harus takut? Kita bisa tumbuh dengan baik. Masa depan kita cerah asalkan pengendalian berjalan tepat,” kata Purbaya di hadapan wartawan.
Namun, tekad keras itu memunculkan cerita menarik. Purbaya mengaku istrinya sendiri menyebut dirinya sombong karena berani menjanjikan angka setinggi itu. Bahkan dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI di Gedung Senayan, Jakarta, Rabu (10/9/2025), ia menyampaikan secara terbuka bahwa orang-orang, termasuk istrinya, sering menganggap dirinya sok tahu. “Istri saya bilang ‘kamu sombong’. Tapi saya percaya pada pengalaman saya,” ujar Purbaya dengan gaya blak-blakan.
Pernyataan itu langsung membuat sosok istri Purbaya menjadi bahan penasaran publik. Meski begitu, Purbaya tetap menjaga privasi keluarganya dengan ketat.
Sosok Istri Purbaya yang Sederhana dan Tertutup
Publik hampir tidak menemukan informasi tentang nama maupun latar belakang istri Purbaya. Ia jarang sekali tampil di ruang publik. Purbaya memilih menjaga rapat kehidupan keluarganya dan hampir tidak pernah mengunggah foto istrinya di media sosial.
Namun, beberapa momen langka sempat ia bagikan. Pada 2020, Purbaya memperlihatkan dirinya bersama sang istri menaiki bajaj menuju ITC Fatmawati. Foto itu memperlihatkan kesederhanaan yang jarang terlihat pada istri pejabat negara. Pada 2024, ia kembali membagikan foto ketika keduanya mengunjungi Pekan Raya Jakarta (PRJ). Saat itu, istrinya mengenakan kemeja floral dipadukan celana putih, ditambah tas Joy Gryson Tribeca seharga Rp3,7 juta. Tas itu jauh lebih sederhana dibanding barang-barang bermerek Hermes atau Chanel yang biasa dipakai istri pejabat lain.
Kesederhanaan ini menimbulkan kontras dengan gaya hidup pejabat lain. Justru dengan tampil apa adanya, sosok istri Purbaya menarik perhatian publik. Ia jarang menggunakan perhiasan mencolok, memilih transportasi umum bersama suami, dan menikmati makanan kaki lima seperti pecel lele atau mi ayam.
Meski demikian, Purbaya dan istrinya tetap menunjukkan kehangatan keluarga. Mereka dikaruniai dua anak, salah satunya bernama Yudo Achilles Sadewa. Menariknya, Yudo pernah membuat publik heboh karena kisahnya sebagai anak kecil yang sudah berdagang hingga meraih omzet miliaran rupiah.
DPR Meminta Publik Memberi Kesempatan kepada Purbaya
Kontroversi gaya bicara Purbaya tidak menghentikan dukungan politik. Anggota Komisi X sekaligus Badan Anggaran DPR RI, Muhamad Nur Purnamasidi, meminta masyarakat memberi kesempatan kepada Purbaya untuk bekerja. Menurutnya, kebijakan fiskal Purbaya sudah menunjukkan efek nyata di pasar.
Bang Pur, sapaan akrabnya, menilai pasar keuangan merespons positif langkah awal Purbaya. Pemerintah baru saja memindahkan dana Rp200 triliun dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) di Bank Indonesia ke Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Kebijakan itu memicu penguatan saham-saham sektor perbankan. “Efek Purbaya sudah dirasakan pasar, karena ada keberanian memindahkan dana dalam jumlah besar,” tegas Bang Pur di Jakarta, Jumat (12/9/2025).
Ia menambahkan, gaya ceplas-ceplos Purbaya mungkin terkesan koboy, tetapi sikap itu menunjukkan keberanian. Menurutnya, Menteri Keuangan harus berani mengambil kebijakan berpihak pada masyarakat luas dan dunia usaha agar tercipta iklim ekonomi sehat.
Tantangan Fiskal dan Harapan Pendidikan
Bang Pur juga mengingatkan agar kebijakan fiskal tidak hanya mengejar stabilitas makro. Ia berharap Purbaya memberi ruang lebih besar bagi sektor swasta sebagai pencipta lapangan kerja dan inovasi. Selain itu, ia menekankan pentingnya investasi negara di bidang pendidikan.
Menurut Bang Pur, anggaran pendidikan masih berada di bawah ketentuan pengeluaran wajib. Padahal, pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang menentukan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi. Ia menegaskan, “Tanpa sumber daya manusia unggul, pertumbuhan ekonomi tidak akan berkelanjutan. Pendidikan adalah fondasi.”
Ia pun mendorong Purbaya meninjau ulang alokasi anggaran agar pendidikan mendapat porsi lebih besar. Bagi Bang Pur, prioritas pada sektor pendidikan bukan hanya kewajiban hukum, tetapi juga tanggung jawab moral terhadap generasi mendatang.
Dengan kombinasi kebijakan fiskal yang tepat sasaran, dukungan pada dunia usaha, serta investasi serius di pendidikan, ia yakin Indonesia bisa meraih pertumbuhan inklusif, adil, dan berkelanjutan.