hargasaham.id – Harga saham PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) melonjak tajam dalam beberapa hari terakhir jelang pelaksanaan hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue). Lonjakan ini memicu sorotan investor, sekaligus menimbulkan spekulasi tentang dampak korporasi ke depan.
Kinerja Saham dan Lonjakan Volatilitas
Pada pekan menjelang hak peserta, saham GMFI mengalami kenaikan signifikan. Data memperlihatkan lonjakan hingga 57,81 % dalam satu minggu pasca pengumuman rights issue. Hal ini menunjukkan respons pasar sangat kuat terhadap rencana korporasi tersebut.
Bursa Efek Indonesia (BEI) pun meminta klarifikasi terkait fluktuasi harga saham yang terjadi pada 18–22 September 2025. Manajemen GMFI menyatakan bahwa kenaikan tersebut berkaitan dengan rencana rights issue yang telah diumumkan ke publik pada 17 September 2025.
Dalam klarifikasinya, GMFI menegaskan bahwa mereka tidak memiliki fakta material lain yang belum dipublikasikan yang dapat mempengaruhi harga saham.
Rights Issue sebagai Pemicu dan Strategi Korporasi
GMFI berencana melakukan rights issue atau PMHMETD sebagai bagian dari strategi memperkuat struktur permodalan perusahaan.
Pada rapat pemegang saham luar biasa (EGMS) Oktober 2024, pemegang saham menyetujui penerbitan sekitar 11,73 miliar saham seri B senilai nominal IDR 25 per lembar. Jumlah saham itu setara dengan sekitar 41,7 % dari modal ditempatkan dan disetor.
Garuda Indonesia, sebagai pemegang saham mayoritas GMFI, berkomitmen menyertakan inbreng berupa aset tetap senilai Rp 418 miliar guna mendukung aksi korporasi ini. Dana hasil rights issue rencananya akan dialokasikan untuk modal kerja, pengadaan suku cadang, dan peningkatan operasional MRO.
Peluang, Risiko, dan Implikasi bagi Investor
Dengan aksi rights issue ini, GMFI akan memperbesar basis modal dan kapasitas operasionalnya. Investor kemungkinan melihat peluang pertumbuhan jangka menengah hingga panjang, terutama jika GMFI mampu memanfaatkan dana tambahan secara efisien.
Namun, risiko dilusi saham menjadi perhatian penting. Jika pemegang saham lama tidak ikut mengambil haknya, persentase kepemilikan mereka berpotensi menyusut. Volatilitas yang tajam juga menunjukkan bahwa pasar bereaksi sensitif terhadap isu korporasi di tengah kondisi sektoral industri penerbangan yang penuh tantangan.
Investor perlu memantau proses pelaksanaan rights issue, termasuk harga pelaksanaan, rasio pelaksanaan, dan kondisi pasar modal secara umum. Keputusan ikut atau tidak ikut rights issue akan sangat bergantung pada ekspektasi terhadap prospek kinerja keuangan GMFI ke depan.
Lonjakan saham GMFI menjelang rights issue menyiratkan bahwa pasar melihat potensi besar dari aksi ini, tetapi juga mengandung risiko yang tidak kecil. Bagi investor, momentum ini menjadi titik kritis untuk mengevaluasi strategi kepemilikan saham dan potensi jangka panjang perusahaan.