Saham ITMG dan JPFA Masuk IDX30 Periode Agustus–Oktober 2025, BBTN dan MAPI Tersingkir
Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi mengumumkan daftar terbaru konstituen indeks IDX30 yang berlaku untuk periode Agustus hingga Oktober 2025. Dalam pengumuman yang dirilis di Jakarta, BEI melakukan rebalancing indeks sebagai bagian dari evaluasi rutin kuartalan. Perubahan ini efektif mulai 1 Agustus 2025.
Dua saham baru berhasil masuk ke dalam jajaran elit IDX30. Saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) mendapat posisi setelah menunjukkan kinerja kuat secara fundamental dan likuiditas. Sementara itu, dua saham harus keluar dari indeks yakni PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI).
Kriteria Masuk IDX30: Likuiditas dan Kapitalisasi
Indeks IDX30 merupakan salah satu indeks acuan penting di pasar modal Indonesia. Indeks ini terdiri dari 30 saham berkapitalisasi besar dengan likuiditas tinggi. Saham-saham tersebut juga dinilai dari aspek fundamental, frekuensi transaksi, dan kepatuhan terhadap peraturan pasar.
Saham ITMG dinilai memenuhi seluruh kriteria tersebut. Performa emiten tambang batubara ini menguat signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Harga batu bara yang stabil serta efisiensi operasional mendorong profitabilitas ITMG dan menarik minat investor institusi.
Di sisi lain, saham JPFA mengalami lonjakan volume transaksi dalam semester pertama 2025. Emiten peternakan terintegrasi ini menunjukkan pemulihan kinerja setelah pandemi. Permintaan protein hewani yang kembali normal turut mendorong JPFA masuk dalam radar investor besar.
BBTN dan MAPI Harus Keluar Sementara
Keputusan BEI untuk mengeluarkan saham BBTN dan MAPI dari IDX30 bukan tanpa alasan. Saham BBTN mengalami tekanan karena sentimen negatif di sektor perbankan, terutama terkait likuiditas dan ekspektasi penurunan margin bunga bersih (NIM). Meskipun tetap stabil secara fundamental, tekanan jual pada saham ini cukup tinggi dalam beberapa bulan terakhir.
Sementara itu, MAPI menghadapi tantangan dalam mempertahankan pertumbuhan penjualan ritel. Kinerja yang belum konsisten menyebabkan penurunan minat investor. Dalam evaluasi kuartalan, likuiditas saham MAPI menurun cukup drastis, sehingga tidak lagi memenuhi ambang batas untuk bertahan di indeks.
Meski keluar dari IDX30, keduanya masih berada dalam indeks lain seperti LQ45 dan IDX80. Potensi untuk kembali masuk tetap terbuka jika performa saham membaik pada periode evaluasi berikutnya.
Dampak Perubahan IDX30 bagi Investor
Perubahan daftar saham dalam indeks IDX30 selalu menjadi perhatian pelaku pasar. Banyak manajer investasi dan reksa dana berbasis indeks melakukan penyesuaian portofolio sesuai komposisi terbaru. Saham-saham yang masuk ke dalam indeks biasanya mengalami peningkatan permintaan karena diserap oleh dana pasif.
Masuknya ITMG dan JPFA diperkirakan akan meningkatkan minat beli dalam jangka pendek. Sebaliknya, saham BBTN dan MAPI berpotensi mengalami tekanan teknikal akibat aksi jual oleh pengelola dana berbasis indeks.
Analis menyarankan investor tetap fokus pada kualitas fundamental masing-masing emiten. Perubahan indeks bukan satu-satunya acuan dalam mengambil keputusan investasi. Namun, pergerakan ini tetap bisa menjadi sinyal untuk strategi rotasi sektor atau rebalancing portofolio pribadi.
Rebalancing IDX30 Perkuat Representasi Sektor Energi dan Konsumsi
Masuknya ITMG dan JPFA ke dalam indeks IDX30 mencerminkan penguatan sektor energi dan konsumsi di pasar modal Indonesia. Rebalancing ini menjadi bagian penting dalam menjaga relevansi indeks terhadap kondisi pasar terkini. Investor disarankan mencermati pergerakan saham-saham yang masuk dan keluar dari indeks karena potensi dampaknya terhadap harga dan likuiditas cukup signifikan.