hargasaham.id – Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk menyuspend saham PT Futura Energi Global Tbk (FUTR) mulai sesi I hari Jumat, 26 September 2025. Langkah ini menyusul lonjakan harga kumulatif yang dianggap sangat signifikan dalam waktu dekat. Suspensi berlaku di pasar reguler dan pasar tunai hingga ada pengumuman lebih lanjut dari bursa.
Lonjakan Harga dan Alasan Suspensi
Saham FUTR melejit tajam dalam bulan lalu. Data menunjukkan kenaikan sekitar 197,62 % dalam kurun waktu satu bulan. Pada perdagangan Kamis 25 September, harga saham ini melonjak 25 % ke level Rp 500 per lembar.
>Pihak BEI menyebut kenaikan harga yang ekstrem tersebut sebagai pemicu utama tindakan penghentian sementara, sebagai upaya memberi kesempatan kepada investor untuk menilai ulang keputusan mereka. Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono, menyatakan bahwa suspensi ini juga bertujuan sebagai bentuk perlindungan bagi investor agar tidak terjebak dalam kenaikan harga yang mungkin tidak wajar.
BEI turut meminta agar manajemen FUTR segera menyampaikan keterbukaan informasi yang memadai. Hal ini penting agar investor bisa mendapatkan data yang jelas dalam memilih strategi investasi selanjutnya.
Latar Belakang dan Dinamika Korporasi
Lonjakan saham FUTR ini tidak lepas dari berita korporasi di balik layar. Pada 9 September 2025, PT Aurora Dhana Nusantara (Ardhantara) resmi mengambil alih kepemilikan mayoritas FUTR dengan membeli 45 % saham milik PT Digital Futurama Global (DFG) seharga Rp 11 per saham. Akuisisi ini menjadi pijakan baru bagi ekspansi bisnis FUTR ke sektor energi bersih.
>Manajemen Ardhantara menyebut bahwa akuisisi tersebut tidak hanya sebagai investasi, melainkan bagian dari visi jangka panjang untuk mempercepat transisi energi nasional. Direksi FUTR turut mengonfirmasi bahwa mereka akan merombak struktur perusahaan dan mengejar proyek seperti pembangkit panas bumi di Jawa Tengah berkapasitas 220 MW.
Sebelumnya, FUTR sendiri sempat mengalami suspensi perdagangan pada Agustus 2025 karena lonjakan harga yang dinilai luar biasa. Setelah suspensi dicabut 26 Agustus, harga saham melonjak 9,52 % ke Rp 184 dan naik 253,85 % dalam sebulan.
Risiko & Implikasi bagi Investor
Kenaikan harga yang cepat sering kali memicu risiko pasar spekulatif. Investor kecil yang masuk di puncak bisa mengalami kerugian besar jika harga terkoreksi tajam. Suspensi memberikan jeda agar investor dapat mengevaluasi kembali posisinya dan data terbaru dari manajemen.
Investor disarankan:
-
Memantau pengumuman resmi dari FUTR dan BEI
-
Hati-hati terhadap keputusan membeli mendadak tanpa basis fundamental
-
Memastikan bahwa informasi yang menjadi dasar investasi bersumber dari dokumen resmi
FUTR harus membuktikan lonjakan harga bukan sekadar spekulasi, melainkan ditopang fundamental kuat dan prospek bisnis jelas.