Prospek Saham ADMR Menguat Seiring Proyek Smelter Aluminium yang Melesat
Proyek Smelter ADMR Menunjukkan Kemajuan Besar
Proyek smelter aluminium PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) kembali mencatat perkembangan signifikan. Kemajuan ini langsung memantik optimisme baru terhadap prospek saham ADMR, terutama karena proyek strategis tersebut menjadi bagian penting dari transformasi Grup Adaro menuju bisnis mineral dan energi terbarukan.
ADMR menjalankan pembangunan smelter melalui anak usahanya, PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI). Dengan posisi proyek yang terus bergerak maju, pasar mulai menilai bahwa kontribusi pendapatan dari segmen aluminium bukan lagi sekadar wacana, melainkan semakin dekat menjadi kenyataan.
Operasional Fase Pertama Ditargetkan Mulai Akhir 2025
Corporate Communication Alamtri Resources, Karina Novianti, menegaskan bahwa smelter aluminium fase pertama ditargetkan beroperasi pada akhir 2025. Untuk menyambut tahap awal tersebut, perseroan kini fokus menyiapkan pengoperasian beberapa tungku (pot).
Karina menjelaskan bahwa penjualan aluminium tahap pertama akan melayani pasar domestik sekaligus ekspor. Dengan strategi ini, ADMR berharap mampu memperkuat posisi di pasar global sekaligus memenuhi kebutuhan industri dalam negeri.
Smelter Fase Pertama Memiliki Kapasitas 500.000 Ton
Pada tahap awal, smelter aluminium tersebut akan memiliki kapasitas hingga 500.000 ton ingot per tahun. Skala ini dinilai cukup besar untuk langsung memberikan kontribusi berarti terhadap pendapatan perseroan, apalagi permintaan aluminium global masih kuat.
Walaupun kapasitas optimal belum tercapai, ramp-up produksi diperkirakan sudah mulai berdampak pada laporan keuangan ADMR di kuartal IV-2026. Dengan begitu, investor mulai memperhitungkan potensi lonjakan pendapatan yang dapat terjadi dalam dua tahun ke depan.
Produksi Meningkat Bertahap dan Menyentuh Kapasitas Penuh di 2027
Direktur ADMR sekaligus Presiden Direktur KAI, Wito Krisnahadi, sebelumnya menjelaskan bahwa produksi akan berjalan secara bertahap. Output awal diproyeksikan berkisar 100.000 ton pada 2025 dan kemudian terus meningkat hingga mencapai kapasitas optimal pada September–Oktober 2026.
Wito menegaskan bahwa kapasitas penuh baru dapat dicapai pada 2027. Dengan timeline yang jelas, investor kini memiliki gambaran lebih konkret terkait performa operasional smelter aluminium ADMR.
Strategi Pasokan dan Penjualan Aluminium Telah Diamankan
Untuk mendukung produksi, ADMR telah memastikan pasokan alumina sebagai bahan baku. Selain itu, perseroan juga menjajaki berbagai kontrak penjualan aluminium, baik untuk pembeli luar negeri maupun dalam negeri.
Mayoritas produksi awal masih berorientasi pada pasar ekspor. Namun, Wito menambahkan bahwa pasar domestik tetap berkontribusi lebih dari 10%, terutama dari industri yang membutuhkan suplai material secara berkelanjutan.
Smelter Berpotensi Mengangkat Kinerja ADMR Bergantung Harga Aluminium
Kontribusi pendapatan dari smelter ke ADMR sangat dipengaruhi oleh harga aluminium global yang saat ini berada di sekitar US$ 2.700 per ton. Jika harga komoditas ini stabil atau meningkat, dampaknya terhadap laba ADMR berpotensi jauh lebih besar.
Dengan berbagai faktor pendukung tersebut, banyak analis melihat bahwa ADMR memasuki fase pertumbuhan baru yang lebih agresif. Transformasi Grup Adaro menuju bisnis mineral dan energi terbarukan juga memperkuat narasi jangka panjang saham ini.
Meta Description (YOAST SEO)
Prospek saham ADMR menguat seiring progres besar proyek smelter aluminium. Produksi mulai akhir 2025 dan kapasitas penuh capai 2027. Dampaknya diprediksi mendorong kinerja ADMR.
Focus Keyphrase
prospek saham ADMR smelter aluminium
Slug URL
prospek-saham-admr-smelter-aluminium
