hargasaham.id – Meskipun kebijakan tarif tinggi Presiden AS Donald Trump sempat mengguncang pasar global, investor asing tetap mempertahankan portofolio saham Amerika Serikat (AS). Data terbaru menunjukkan bahwa alokasi investor asing ke saham AS mencapai lebih dari 30% pada semester pertama 2025, mendekati rekor tertinggi dan jauh di atas rata-rata jangka panjang sekitar 19%.
Mengapa Investor Asing Bertahan di Saham AS?
Salah satu alasan utama adalah ekspektasi yang tinggi terhadap kinerja ekonomi AS. Keith Lerner, Chief Investment Officer Truist, menyatakan bahwa ekspektasi pasar terhadap AS sangat tinggi memasuki tahun ini, sementara ekspektasi terhadap pasar internasional sangat rendah. Hal ini berarti sedikit kabar baik sangat bermanfaat bagi pasar AS.
Selain itu, meskipun tarif efektif AS kini mendekati 9%, dampaknya terhadap saham tidak sebesar yang diperkirakan sebelumnya. Perusahaan-perusahaan AS dianggap mampu mengelola dampak tarif dengan lebih baik, sehingga investor merasa lebih yakin untuk tetap berinvestasi di saham AS.
Saham AS Masih Menarik Dibandingkan Aset Lain
Meskipun saham internasional sempat melonjak dan mengungguli saham AS hingga 17%, selisih tersebut kini telah menyempit mendekati 10%. Chief Investment Officer Winthrop, mengatakan bahwa pergerakan saham internasional yang terlalu jauh membuat selisih antara saham internasional dan AS runtuh. Rasio harga terhadap pendapatan (P/E ratio) saham perusahaan AS juga membuatnya lebih menarik bagi investor.
Selain itu, aset safe haven tradisional di masa krisis, investor justru menjualnya bersamaan dengan saham. Hal ini menunjukkan bahwa investor tetap optimis terhadap prospek saham AS meskipun ada ketidakpastian global.
Meskipun ada tantangan dari kebijakan tarif tinggi, investor asing tetap mempertahankan investasi mereka di saham AS. Ekspektasi yang tinggi terhadap kinerja ekonomi AS, dan valuasi saham yang menarik menjadi faktor utama yang mendorong keputusan ini. Dengan kondisi ini, saham AS tetap menjadi pilihan utama bagi investor global yang mencari potensi imbal hasil yang optimal.