hargasaham.id – Proses penawaran saham perdana (IPO) PT Merdeka Gold Resources Tbk. (EMAS), anak usaha Merdeka Copper Gold (MDKA), sudah memasuki tahap distribusi elektronik saham pada Senin, 22 September 2025. Sebelumnya, periode bookbuilding telah berlangsung pada 8–10 September, di mana investor memberi penawaran harga dalam kisaran Rp1.800–Rp3.020 per lembar saham.
Setelah mendapat pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 15 September, perusahaan menetapkan harga final IPO pada Rp2.880 per saham. Masa penawaran umum berlangsung 17–19 September, dilanjutkan penjatahan pada hari terakhir sebelum distribusi saham.
Komposisi Kepemilikan dan Dana yang Dihimpun
EMAS akan menerbitkan maksimal 1,61 miliar saham baru, yang mewakili sekitar 10% dari modal ditempatkan dan disetor pasca-IPO. Dengan harga IPO Rp2.880 per lembar, dana segar yang diperoleh perusahaan diperkirakan mencapai Rp4,65 triliun.
Terkait kepemilikan, induk usaha MDKA akan memegang 62,01% saham EMAS setelah IPO. Sementara itu, Boy Thohir menguasai 6,14%, dan Winato Kartono sebesar 9,18%. Sisanya, sekitar 10,98% saham akan diperdagangkan oleh publik.
Kinerja Keuangan dan Tantangan Ke Depan
Walau memiliki prospek dari sisi harga emas yang meningkat global, EMAS masih mencatatkan kerugian bersih. Per kuartal I/2025, kerugian perusahaan sebesar US$9,21 juta, jauh meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pada 2024, kerugian bersih mencapai US$12,7 juta, naik dari US$6,83 juta di 2023.
Perusahaan menyebutkan bahwa proyek EMAS masih dalam tahap pembangunan sehingga arus kas operasi belum positif. Analisis investor menunjukkan bahwa valuasi tradisional seperti Price-to-Earnings Ratio (PER) belum dapat digunakan secara efektif. Aset seperti cadangan emas dan potensi produksi menjadi tolok ukur penting dalam penilaian sekarang.
Keunggulan, Risiko, dan Prospek Jangka Panjang
Keunggulan EMAS terpancar dari kombinasi harga emas dunia yang tengah naik serta afiliasi dengan nama besar seperti Boy Thohir dan MDKA, yang menambah kepercayaan investor. Namun, risiko tetap ada—rugi yang masih berlangsung, kebutuhan modal besar (Capex), dan free float sebesar sekitar 10% bisa menyebabkan fluktuasi harga saham tinggi di tahap awal listing.
Jika berjalan sesuai rencana, EMAS akan resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 23 September 2025, dengan kapitalisasi pasar berdasarkan jumlah saham yang dicatatkan dan harga final mencapai sekitar Rp46,6 triliun. Ke depan, investor perlu memantau perkembangan produksi, biaya operasional, serta tren permintaan emas global untuk melihat apakah EMAS mampu bertransformasi dari entitas rugi menjadi profit dalam jangka menengah hingga panjang.
Dengan masuknya EMAS ke tahap distribusi dan listing, IPO ini menjadi sorotan penting di pasar modal Indonesia. Potensi pertumbuhan masih besar bagi investor berani risiko dan optimis terhadap prospek emas jangka panjang.