hargasaham.id – Dua emiten farmasi besar Indonesia, Kalbe Farma dan Sido Muncul, kini menarik perhatian investor karena valuasi sahamnya yang relatif rendah dibandingkan rata-rata historisnya. Kedua perusahaan menawarkan peluang dari sisi harga saham murah berdasarkan rasio Price to Earnings (P/E). Investor mulai membandingkan mana yang lebih menarik berdasarkan potensi keuntungan dan risiko yang menyertai.
Data Valuasi & Kinerja Semester I/2025
Kalbe Farma (KLBF) pada akhir perdagangan Jumat 19 September 2025 memiliki rasio P/E sekitar 15,55 kali, dengan harga saham terakhir Rp 1.180 per lembar. Angka tersebut lebih rendah dari rata-rata P/E selama lima tahun sebelumnya, yaitu sekitar 20,88 kali. Sementara itu, Sido Muncul (SIDO) mencatat P/E sekitar 13,9 kali, pada harga saham sekitar Rp 540 per lembar. Rata-rata P/E lima tahun SIDO berada di kisaran 16,56 kali.
Kalbe memperlihatkan pertumbuhan penjualan neto di semester pertama 2025 sebesar Rp 17,08 triliun, naik sekitar 4,59% yoy dari periode sama tahun sebelumnya. Namun perusahaan merevisi target pertumbuhan tahunannya dari semula di kisaran 8-10% menjadi 6-8%, terutama karena penurunan performa segmen nutrisi. Di segmen nutrisi, produk susu bubuk menyusut sekitar 9% dibanding periode sama, dengan produk anak-anak menyumbang 61%, dewasa 25%, dan specialty 14%.
SIDO mengalami tantangan yang berbeda. Penjualan ekspor SIDO meningkat sekitar 17% yoy dan memberikan kontribusi sekitar 9,7% dari total pendapatannya pada semester I/2025. Produk-produk andalannya, seperti Kuku Bima dan Tolak Angin, semakin diperluas pasar ekspornya ke luar negeri seperti Malaysia, Filipina, dan Nigeria, masing-masing menyumbang proporsi pendapatan ekspor sekitar 4%, 1-2%, dan 1-2%.
Strategi Ke Depan dari Kalbe dan SIDO
Kalbe merancang penyeimbangan portofolio agar tidak bergantung terlalu besar pada produk nutrisi. Perusahaan akan memperkuat lini produk hidup gaya (lifestyle), termasuk produk ready to drink dan susu yang lebih mudah diakses pasar umum. Perubahan ini diambil merespons tantangan daya beli konsumen dan fluktuasi permintaan segmen nutrisi.
SIDO, selain ekspansi ekspor, juga mempersiapkan peluncuran produk baru di segmen herbal dan pangan & minuman. Strategi ini ditujukan agar bisa meningkatkan pendapatan domestik serta menjaga pertumbuhan saat kondisi usaha sedikit tertekan. SIDO menargetkan pasar baru di Indochina dan Afrika agar memperluas basis pelanggan serta meningkatkan kontribusi ekspor terhadap total pendapatan pada akhir 2025.
Antara Peluang & Risiko Bagi Investor
Valuasi murah mungkin menggoda bagi investor yang mencari saham “value”, tetapi tiap emiten membawa risiko tersendiri. Untuk Kalbe, tantangan di segmen nutrisi yang menyusut bisa menekan hasil akhir jika tidak cepat diatasi. Penyesuaian target pertumbuhan mencerminkan kehati-hatian dalam menghadapi kondisi pasar yang berubah.
Untuk SIDO, meskipun ekspor dan segmen herbal memberi peluang, kekuatan daya beli domestik tetap menjadi penentu besar. Produk herbal dan F&B bisa menjadi penopang, namun persaingan dan margin biaya perlu diperhitungkan cermat.
Bagi investor, membandingkan P/E historis, tren pertumbuhan penjualan, kontribusi ekspor, dan strategi produk ke depan jadi penting. Diskon valuasi mungkin menawarkan peluang keuntungan, tetapi kejelian dalam menilai risiko dan prediksi kinerja sangat krusial agar investasi tidak mengecewakan.