hargasaham.id – IHSG mencetak rekor baru pekan ini di level 8.051,00 setelah menguat 2,51% dalam periode 15-19 September 2025. Meski begitu, sejumlah saham besar atau big caps justru menjadi laggards yang menahan laju indeks. Saham-saham seperti AMMN, BMRI, dan BBCA masuk daftar 10 teratas penekan IHSG sepekan ini.
Siapa Saja Top Laggards Pekan Ini
-
AMMN (Amman Mineral Internasional) berada di posisi pertama sebagai penekan indeks dengan pelemahan sebesar 6,12% dalam sepekan. Penurunan itu menghantam IHSG sekitar 15,66 poin.
-
BMRI (Bank Mandiri) menduduki posisi kedua, turun 3,10% dan membebani IHSG sekitar 12,25 poin.
-
BBCA (Bank Central Asia) melemah 1,58% menyumbang penurunan IHSG ±8,92 poin.
-
Selanjutnya, BBNI turun 5,53%, memberi beban sekitar 8,90 poin.
-
AMRT (pemilik Alfamart) juga terlempar ke daftar laggards, turun 6,98%, menyumbang -6,45 poin ke indeks.
-
Saham DCII turun 1,45%, memberi tekanan -4,74 poin.
-
GOTO juga melemah 3,51% dan menahan indeks sebesar -4,29 poin.
-
MDKA jatuh 5,93%, menyumbang -4,17 poin pada indeks.
-
PANI turun 4,51%, memberikan tekanan sekitar -2,59 poin.
-
INKP melemah 6,11%, meningkatkan beban IHSG dengan -2,42 poin.
Bagaimana IHSG Bisa Tetap Tembus Rekor
Meskipun sejumlah saham besar melemah, sektor lain mengangkat IHSG ke level tertinggi. Sektor industri, teknologi, dan energi berhasil tumbuh signifikan dalam pekan ini. Arus modal asing juga kembali positif: net buy asing tercatat sebesar Rp 3,03 triliun, jauh berbeda dibanding pekan sebelumnya yang mencatat net sell asing sekitar Rp 6,59 triliun. Kapitalisasi pasar BEI pun tumbuh sekitar 3,56% menjadi Rp 14.632 triliun.
Rata-rata volume transaksi harian melonjak 25,14% menjadi sekitar 42 miliar lembar saham dibanding pekan sebelumnya. Frekuensi transaksi juga meningkat sekitar 4,42%.
Implikasi dan Tantangan ke Depan
Data ini memperlihatkan bahwa IHSG bisa tetap mencetak rekor meski sebagian saham unggulan melemah. Namun, kondisi ini tunjukkan bahwa ketergantungan pada beberapa saham penggerak saja bisa jadi risiko. Investor disarankan memperhatikan diversifikasi portofolio agar tidak terlalu terpapar saham yang rawan koreksi.
Saham-saham seperti AMMN dan INKP yang sudah tergelincir cukup dalam mungkin jadi sorotan untuk potensi rebound jangka pendek. Sementara itu, saham besar seperti BMRI dan BBCA butuh katalis kuat agar dapat kembali menguat.