hargasaham.id – Pada Jumat (26/9/2025), Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan bahwa tarif cukai hasil tembakau (CHT) untuk 2026 tidak akan dinaikkan. Keputusan ini muncul setelah dialog dengan pelaku industri rokok yang menyatakan bahwa tarif saat ini sudah memadai. Keputusan tersebut sontak memicu reaksi pasar.
Selang dua hari kemudian, di sesi I perdagangan Senin (29/9/2025), saham emiten rokok seperti WIIM, HMSP, dan GGRM mengalami tekanan jual yang tajam. WIIM paling terpukul dengan penurunan hingga 8,14%, sedangkan GGRM turun sekitar 4,62% dan HMSP amblas 4%. Titik rendah ini mengguncang optimisme investor sektor tembakau.
Alasan Reaksi Negatif Investor
Meskipun keputusan tidak menaikkan cukai mungkin tampak pro-industri, pasar menafsirkannya sebagai sinyal bahwa margin keuntungan akan tetap terkikis jika harga jual tak bisa naik signifikan. Investor khawatir bahwa beban biaya tetap tinggi sementara ruang menaikkan harga jual terbatas. Dalam kondisi ekonomi yang tekanan daya beli masyarakat masih terasa, produksi dan penjualan rokok bisa tertekan.
Beberapa analis juga memandang bahwa keputusan tersebut meniadakan peluang emiten untuk menyesuaikan harga jual guna menjaga marjin dalam menghadapi tekanan biaya produksi dan inflasi. Tanpa kenaikan cukai, tantangan di industri rokok semakin berat, terutama bagi perusahaan lebih kecil yang memiliki fleksibilitas harga sempit.
Peluang yang Bisa Muncul
Di balik tekanan ini, ada potensi peluang jangka menengah. Karena beban cukai tidak naik, emiten besar punya waktu untuk memperkuat efisiensi dan menyesuaikan strategi produksi. Emiten seperti GGRM dan HMSP bisa memanfaatkan skala ekonominya.
Beberapa analis menyoroti potensi keuntungan lebih besar apabila industri berhasil menekan penetrasi rokok ilegal. Jika pasar rokok ilegal bisa dikendalikan, konsumsi rokok legal bisa naik, membantu para pelaku legal mendapat manfaat. WIIM, dengan skala lebih kecil, dianggap bisa memetik momentum jika strategi pemasaran dan distribusi tepat.
Strategi dan Rekomendasi Investor
Investor sebaiknya berhati-hati dalam sektor rokok saat ini. Untuk jangka pendek, tekanan jual bisa terus berlanjut. Namun bagi mereka yang melihat horizon menengah hingga panjang, strategi menahan saham dengan fundamental kuat atau membeli saat koreksi dalam bisa layak dipertimbangkan.
Diversifikasi tetap penting — meskipun sektor rokok menarik, risiko regulasi kuat. Selain itu, pantau faktor eksternal seperti kebijakan pemerintah terkait rokok ilegal, inflasi, dan daya beli masyarakat.
***