HARGASAHAM.ID – Pada pembukaan perdagangan Kamis 2 Oktober 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencatat penguatan sebesar 0,36% atau sekitar 28,76 poin, menjadi 8.072,58 pada sesi I. Pergerakan positif ini muncul setelah sejumlah saham unggulan menunjukkan aksi beli yang kuat.
Selama sesi I, total transaksi mencapai sekitar 26,16 miliar saham dalam 1,68 juta kali transaksi, bernilai kira-kira Rp 13,25 triliun. Saham yang menguat mendominasi pasar, dengan 324 saham menguat, 307 melemah, dan 161 stagnan.
Saham Unggulan yang Menjadi Motor Kenaikan
Beberapa emiten berhasil memicu penguatan IHSG lewat kinerja spektakuler. Saham EMAS meroket hingga 14,50%, naik ke Rp 4.580. Sedangkan SSIA menguat 7,98% menjadi Rp 1.895, serta COIN naik 5,81% ke posisi Rp 3.640.
Saham lain yang ikut mendukung kenaikan termasuk AMRT (+4,59 %), serta ADMR, PANI, RAJA, dan AADI yang masing-masing mencatatkan penguatan antara 2,70% hingga 3,76%.
Di sisi lain, saham-saham unggulan seperti ANTM, GGRM, BBRI, dan INCO mengalami tekanan turun. Penurunan itu menyumbang keseimbangan yang mencegah lonjakan pasar menjadi terlalu ekstrem.
Analisis Teknis dan Proyeksi IHSG
Tim riset Phintraco Sekuritas mencatat bahwa IHSG sempat menguji resistance dinamis pada MA5 di level 8.079, namun akhirnya ditutup sedikit di bawahnya. Indikator teknikal seperti MACD menunjukkan pergerakan mendatar, sementara Stochastic RSI cenderung menurun. Dari sini, diperkirakan IHSG akan bergerak di rentang 8.000–8.100 pada sesi II.
Sementara itu, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta, menjelaskan bahwa sentimen global dan domestik turut memicu optimisme pasar. Di luar negeri, ekspektasi bahwa penutupan pemerintah AS bersifat sementara dan prospek penurunan suku bunga The Fed mendorong pasar. Di dalam negeri, perbaikan data makro dan stimulus baru juga memberi dorongan positif.
Menurut Nafan, support kuat berada di 8.021 dan 7.935, sedangkan resistance potensial berada di 8.152 dan 8.204. Ia memperingatkan bahwa meskipun ada peluang kenaikan, upside terbatas karena pasar masih berada dalam fase konsolidasi minor. Volume transaksi yang meningkat dan indikator teknikal yang beragam harus menjadi perhatian pelaku pasar.