HARGASAHAM.ID – Sejak 1 Oktober 2025, pemerintah Amerika Serikat resmi memberlakukan shutdown akibat kegagalan Kongres dalam menyetujui anggaran belanja tepat waktu. Meskipun peristiwa ini memicu gejolak di pasar global, dampaknya terhadap pasar keuangan Indonesia dinilai relatif terbatas.
Dampak Terhadap Pasar Saham Indonesia
Pada awal Oktober, terjadi aksi jual asing di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan net outflow mencapai Rp1,0 triliun pada 1 Oktober 2025. Saham-saham blue chip seperti Bank Central Asia (BBCA) dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menjadi sasaran jual terbesar, masing-masing senilai Rp731 miliar dan Rp446 miliar. Namun, meskipun ada tekanan jual, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetap stabil, mencerminkan ketahanan pasar domestik terhadap gejolak eksternal.
Stabilitas Nilai Tukar Rupiah
Berbeda dengan pasar saham, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menunjukkan stabilitas. Pada 1 Oktober 2025, rupiah ditutup menguat tipis di level Rp16.610 per dolar AS. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa shutdown pemerintah AS tidak mengganggu stabilitas rupiah, karena permasalahan tersebut lebih berkaitan dengan politik domestik AS dan tidak langsung mempengaruhi pasar keuangan Indonesia.
Respons Pemerintah Indonesia
Meskipun dampak langsung terhadap pasar keuangan Indonesia terbatas, pemerintah tetap waspada terhadap potensi efek lanjutan dari shutdown AS. Airlangga Hartarto menyatakan bahwa perundingan dagang antara Indonesia dan AS sempat terhenti akibat ketidakpastian politik di AS. Namun, ia optimistis bahwa kesepakatan yang telah tercapai sebelumnya akan tetap berlaku, dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dapat diminimalkan.
Prospek Pasar Keuangan Indonesia
Secara keseluruhan, meskipun shutdown pemerintah AS menambah ketidakpastian di pasar global, dampaknya terhadap pasar keuangan Indonesia relatif terbatas. Dengan respons yang tepat dari pemerintah dan pelaku pasar, Indonesia diharapkan dapat mempertahankan stabilitas ekonomi dan pasar keuangan di tengah dinamika global yang berubah.