hargasaham.id – Pada perdagangan Jumat (10 Oktober 2025), bursa saham Asia-Pasifik kompak melemah, mengikuti penurunan Wall Street. Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,33%, sedangkan Topix melemah 0,92%. Di Korea Selatan, indeks Kospi naik 0,66% setelah libur panjang, namun Kosdaq turun 0,37%. ASX/S&P 200 Australia juga turun 0,26%, sementara Hang Seng Hong Kong diperdagangkan lebih rendah.
Di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ikut terkoreksi. Setelah mencetak rekor tertinggi sebelumnya, IHSG ditutup melemah 0,37% ke level 8.250, dengan transaksi harian mencapai Rp 30,3 triliun. Meskipun ada koreksi, IHSG masih mencatatkan kinerja positif sepanjang pekan ini.
Sentimen Global Pengaruhi Pergerakan Bursa
Penurunan bursa saham Asia-Pasifik dipengaruhi oleh kekhawatiran investor terhadap kondisi ekonomi global. Di Amerika Serikat, penutupan pemerintah yang masih berlangsung menambah ketidakpastian pasar. Meskipun ada potensi pelonggaran kebijakan moneter dari The Fed, investor tetap waspada terhadap dampaknya terhadap perekonomian.
Di sisi lain, ketegangan geopolitik, seperti ketegangan perdagangan antara AS dan China, turut memberikan tekanan pada pasar saham global. Kebijakan baru China yang memberlakukan biaya tambahan untuk kapal AS juga meningkatkan ketegangan, mempengaruhi sentimen investor di kawasan Asia.
Prospek IHSG dan Strategi Investasi
Meskipun mengalami koreksi, IHSG menunjukkan prospek positif dalam jangka panjang. Analis memperkirakan IHSG masih berada dalam fase bullish dan berpotensi menguji level resistance di kisaran 8.300–8.400. Namun, investor disarankan untuk tetap berhati-hati dan memantau perkembangan ekonomi global serta kebijakan moneter yang dapat mempengaruhi pasar.
Sektor-sektor yang berpotensi menarik perhatian investor antara lain sektor energi, komoditas, dan infrastruktur. Saham-saham di sektor-sektor ini diharapkan dapat memberikan kinerja yang baik seiring dengan pemulihan ekonomi domestik dan global.