Laba Menyusut Drastis di Tengah Kenaikan Cukai
PT Gudang Garam Tbk, produsen rokok ternama yang bermarkas di Kediri, Jawa Timur, tengah menghadapi tantangan berat. Meskipun perusahaan ini tidak mencatat kerugian, keuntungan mereka mengalami penurunan yang sangat signifikan. Bila pada tahun 2023 perusahaan mampu mencetak laba bersih sebesar Rp 5,32 triliun, maka di tahun 2024 hanya tersisa Rp 980,8 miliar—merosot hingga lebih dari 81 persen.
Penyebab utama kemerosotan ini adalah terus naiknya tarif cukai rokok dan peredaran rokok ilegal yang semakin marak, yang menekan daya saing industri rokok nasional.
Harga Saham Anjlok Jauh dari Masa Kejayaan
Performa Gudang Garam di pasar saham juga menunjukkan kondisi serupa. Jika sebelum pandemi COVID-19, tepatnya pada tahun 2019, saham berkode GGRM ini sempat menyentuh harga hampir Rp 90.000 per lembar, kini nilainya telah jatuh drastis. Pada 23 Juni 2025, saham GGRM ditutup di harga Rp 8.675, mengalami penurunan sebesar Rp 425 dibandingkan hari perdagangan sebelumnya.
Sebagai perbandingan, pada akhir Desember 2024, saham GGRM masih diperdagangkan di angka Rp 13.275, dan bahkan sempat berada di level Rp 18.550 setahun sebelumnya.
Siapa Pemilik Saham Mayoritas Gudang Garam?
Kepemilikan terbesar PT Gudang Garam Tbk dipegang oleh Keluarga Wonowidjojo, melalui entitas usaha mereka, PT Suryaduta Investama. Perusahaan investasi ini menguasai 69,29 persen saham GGRM, menjadikannya sebagai pemegang saham pengendali.
PT Suryaduta Investama sendiri merupakan perusahaan holding milik keluarga pendiri Gudang Garam. Pendiri awal perusahaan ini adalah Surya Wonowidjoyo, yang memulai bisnis rokok sejak tahun 1958. Saat ini, kendali perusahaan berada di tangan anaknya, Susilo Wonowidjojo, yang juga merupakan salah satu konglomerat papan atas di Indonesia.
Kepemilikan Langsung oleh Keluarga Wonowidjojo
Selain melalui Suryaduta Investama, Susilo Wonowidjojo juga tercatat memiliki saham langsung di Gudang Garam sebesar 0,09 persen. Sementara itu, anggota keluarga lainnya, Juni Setiawati Wonowidjojo, memiliki 0,58 persen saham dan menjabat sebagai komisaris utama di perusahaan. Ia juga dikenal sebagai salah satu wanita terkaya di Tanah Air dan memiliki portofolio investasi di berbagai sektor, termasuk menjadi pemegang saham besar di PT Antam Tbk.
Pemegang Saham Lain di Gudang Garam
Selain keluarga pendiri, terdapat beberapa pihak lain yang memiliki saham signifikan di Gudang Garam. Di antaranya adalah Lucas Mulia Suhardja, dan perusahaan investasi PT Suryamitra Kusuma yang memiliki 6,26 persen saham. Sisa kepemilikan lainnya sebesar 23,78 persen berada di tangan publik melalui pasar modal.
Tantangan Industri Rokok yang Semakin Berat
Industri rokok nasional tengah menghadapi banyak tekanan dari sisi regulasi, pajak, dan perubahan preferensi konsumen. Bagi Gudang Garam, situasi ini menjadi ujian besar untuk tetap mempertahankan posisinya sebagai salah satu pemain utama industri rokok di Indonesia.