HARGSAHAM.ID – Pada perdagangan Senin, 13 Oktober 2025, bursa saham Asia Pasifik mengalami penurunan signifikan. Koreksi ini dipicu oleh ketegangan perdagangan yang meningkat antara Amerika Serikat (AS) dan China. Presiden AS, Donald Trump, mengancam akan mengenakan tarif tambahan 100% terhadap impor dari China, sebagai respons atas langkah Beijing yang memberlakukan kontrol ekspor terhadap mineral tanah jarang.
Dampak pada Pasar Saham Asia
Indeks ASX 200 di Australia turun 0,68%, sementara indeks Kospi di Korea Selatan anjlok 2,35%. Indeks Kosdaq juga melemah 2,24%. Kontrak berjangka untuk indeks Hang Seng menunjukkan pembukaan lebih rendah, diperdagangkan di level 24.968, dibandingkan penutupan sebelumnya di level 26.290,32. Sementara itu, bursa saham Jepang libur pada hari tersebut. Liputan6
Reaksi China terhadap Ancaman AS
Menanggapi ancaman tarif dari AS, juru bicara Kementerian Perdagangan China menegaskan bahwa China tidak takut menghadapi perang dagang. Ia menilai bahwa AS menerapkan standar ganda dengan janji Trump untuk mengenakan tarif tambahan 100% pada impor, setelah China memberlakukan kontrol ekspor baru pada mineral tanah jarang. China menguasai sekitar 70% pasokan global mineral ini, yang vital bagi industri teknologi dan pertahanan.
Implikasi terhadap Pasar Global
Ketegangan ini tidak hanya mempengaruhi pasar saham Asia, tetapi juga berdampak pada pasar global. Ancaman tarif baru dapat memicu perang dagang yang lebih luas, mempengaruhi rantai pasokan global, dan menekan pertumbuhan ekonomi dunia. Investor global cemas akan dampak jangka panjang dari kebijakan proteksionis ini terhadap stabilitas pasar keuangan internasional.
Dengan meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan China, investor disarankan untuk memantau perkembangan situasi ini secara cermat. Kebijakan tarif yang diterapkan dapat mempengaruhi sektor-sektor tertentu, seperti teknologi, manufaktur, dan sumber daya alam. Diversifikasi portofolio dan strategi investasi yang hati-hati menjadi penting untuk mengurangi potensi risiko akibat volatilitas pasar yang meningkat.