hargasaham.id – PT RMK Energy Tbk (RMKE) mengakui bahwa penurunan harga batu bara sepanjang paruh pertama 2025 berdampak signifikan terhadap kinerja pendapatan perusahaan. Direktur Utama RMKE, Vincent Saputra, menjelaskan bahwa kontribusi terbesar pendapatan perusahaan masih berasal dari penjualan batu bara. “Efek penurunan harga batu bara ini pasti akan cukup terasa dari sisi revenue karena revenue kita kontribusinya sebagian besar ada di penjualan batu bara,” ujarnya dalam Public Expose Insidentil pada 17 Oktober 2025.
Dampak Penurunan Harga Batu Bara terhadap Pendapatan
Vincent menambahkan bahwa penurunan penjualan batu bara pada kuartal I dan II 2025 disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk turunnya produksi tambang akibat cuaca buruk dan perpindahan lokasi pit tambang. Meskipun demikian, ia tetap optimistis bahwa kinerja perusahaan akan membaik pada paruh kedua tahun ini. Kontribusi dari perjanjian tersebut akan mulai terlihat pada kuartal III dan IV 2025.
Strategi dan Optimisme Perusahaan
RMKE menyiapkan belanja modal (capital expenditure/Capex) sebesar Rp 266 miliar untuk tahun 2026. Hingga semester I 2025, realisasi Capex perusahaan tercatat mencapai 38% dari total target tahun berjalan. Direktur Keuangan RMKE, Jennifer Angeline Djamin, menyatakan bahwa perusahaan terus menjalankan berbagai strategi untuk memastikan optimalisasi penggunaan Capex di tahun 2025. “Kami fokus pada peningkatan efisiensi operasional dan pengembangan infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang perusahaan,” ujarnya.
Perkembangan Harga Batu Bara dan Kinerja RMKE
Harga batu bara acuan untuk periode kedua April 2025 tercatat sebesar USD 120,20 per ton. Meskipun terjadi penurunan harga, RMKE optimistis harga batu bara akan membaik pada semester II 2025. Vincent Saputra menambahkan bahwa dengan adanya perjanjian penjualan batu bara di mulut tambang, perusahaan dapat memperoleh pasokan batu bara yang lebih stabil .
