hargasaham.id – Pada September 2025, pasar obligasi Asia mengalami arus keluar dana asing terbesar dalam tiga setengah tahun terakhir. Investor asing menarik dana sebesar $5,48 miliar dari pasar obligasi di Indonesia, Malaysia, Thailand, India, dan Korea Selatan. Indonesia mencatatkan arus keluar terbesar dengan $4,6 miliar, disusul Malaysia dengan $1,63 miliar. Thailand juga mengalami penurunan, meskipun dalam skala yang lebih kecil.
Faktor Politik dan Ekonomi Memengaruhi Sentimen Pasar
Arus keluar dana asing ini dipicu oleh sejumlah faktor, termasuk ketidakpastian politik dan ekonomi di kawasan tersebut. Di Indonesia, misalnya, pengunduran diri mendadak Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menambah kecemasan investor terhadap stabilitas fiskal negara. Sementara itu, protes besar-besaran yang terjadi sejak Februari 2025 turut meningkatkan ketidakpastian politik.
Di Malaysia, meskipun tidak ada peristiwa politik besar, investor tetap waspada terhadap prospek ekonomi negara. Sementara itu, di Thailand, meskipun tidak ada gejolak politik signifikan, investor tetap berhati-hati terhadap prospek ekonomi negara.
Respons Regulator dan Prospek Pasar Saham Asia Tenggara
Regulator di kawasan ini telah mengambil langkah-langkah untuk menstabilkan pasar. Di Thailand, misalnya, Bursa Efek Thailand berencana menyederhanakan prosedur penawaran umum perdana (IPO) untuk menarik lebih banyak perusahaan dan investor.
Namun, prospek pasar saham Asia Tenggara tetap menghadapi tantangan. Kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi global, terutama terkait dengan permintaan dari China dan dampak tarif AS, terus membayangi sentimen investor. Menurut Khoon Goh dari ANZ, lemahnya permintaan domestik di kawasan ini dapat membatasi pertumbuhan dan melemahkan dukungan terhadap aset-aset Asia dalam jangka menengah.
Arus keluar investor asing dari pasar saham Indonesia, Malaysia, dan Thailand mencerminkan kekhawatiran terhadap stabilitas politik dan ekonomi di kawasan ini. Meskipun langkah-langkah telah diambil untuk menstabilkan pasar, prospek jangka menengah tetap menghadapi tantangan. Investor perlu terus memantau perkembangan politik dan ekonomi di kawasan ini untuk membuat keputusan investasi yang tepat.
