Saham BBCA Terdorong Aksi Distribusi Investor Domestik

Jakarta, 3 Desember 2025 – Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengalami penurunan mendadak 0,90% menjadi Rp8.300 pada akhir perdagangan Rabu (3/12/2025). Penurunan ini terjadi karena investor domestik melakukan aksi jual besar-besaran, meskipun investor asing masih mencatat net buy sebesar Rp37,19 miliar.
Aktivitas Perdagangan BBCA
Sejumlah 103,55 juta saham BBCA berpindah tangan dengan frekuensi 23.330 kali dan nilai transaksi mencapai Rp865,55 miliar. Data dari Stockbit Sekuritas menunjukkan bahwa saham BBCA mencatat net sell Rp350 miliar, tertinggi dibandingkan saham lain yang juga mengalami distribusi.
Penurunan ini bukan hanya terjadi pada Rabu, karena pada perdagangan Selasa (2/12/2025), saham BBCA juga melemah 0,30%, yang menandakan konsistensi aksi distribusi oleh investor domestik.
Proyeksi Kinerja BBCA di 2026
Meski saham menurun, analis menilai prospek pertumbuhan kredit BBCA pada 2026 tetap positif. Menurut Victor Stefano dan Naura Reyhan Muchlis dari BRI Danareksa Sekuritas, pertumbuhan kredit BBCA diperkirakan mencapai 7,9%, lebih tinggi dibanding proyeksi 2025 sebesar 6,4%.
Prediksi ini juga memperhitungkan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang meningkat menjadi 85%, mampu menyeimbangkan dampak penurunan Net Interest Margin (NIM) dan menjaga pertumbuhan Net Interest Income (NII) yang relatif stabil.
Victor menjelaskan, penurunan NIM diperkirakan sebesar 27 basis poin (bps) pada 2026 akibat koreksi yield aset produktif sebesar 34 bps. Namun, penurunan biaya dana sebesar 9 bps yang sejalan dengan penurunan suku bunga acuan dapat mengimbangi dampaknya.
Selain itu, biaya kredit (CoC) BBCA diproyeksikan turun menjadi 0,4% pada 2026, lebih rendah dari 0,45% pada 2025. Penurunan ini didorong oleh perbaikan kualitas aset di segmen konsumer, penurunan suku bunga, dan lebih sedikit write-off di segmen korporasi dan komersial.
Laba Bersih dan Target Harga BBCA
Berdasarkan proyeksi BRI Danareksa Sekuritas, laba bersih BBCA pada 2026 diperkirakan mencapai Rp57,6 triliun, tumbuh sekitar 2% secara tahunan (yoy). Dengan prospek ini, analis menilai saham BBCA masih memiliki fundamental yang kuat meskipun mengalami tekanan jangka pendek akibat aksi distribusi investor domestik.
Meta Deskripsi:
Saham BBCA anjlok 0,90% karena aksi distribusi investor domestik meskipun investor asing net buy. Prediksi pertumbuhan kredit dan laba bersih BBCA tetap positif di 2026.
Kata Kunci (Frasa Utama):
saham BBCA 2025, BBCA anjlok, aksi distribusi investor domestik, proyeksi laba BBCA 2026, Bank Central Asia saham
Slug URL:
saham-bbca-anjlok-aksi-distribusi
