Saham Bank Besar Jadi Penghambat IHSG Tembus Level 8.000 di 2025
hargasaham.id – Sepanjang tahun 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mampu menembus level psikologis 8.000. Salah satu faktor dominan yang membatasi pergerakan indeks adalah tekanan yang terjadi pada saham bank-bank besar, seperti BBCA (Bank Central Asia), BMRI (Bank Mandiri), dan BBRI (Bank Rakyat Indonesia).
Meskipun sektor keuangan memiliki bobot besar dalam IHSG, performa saham bank besar justru menjadi hambatan utama terhadap penguatan indeks.
Tekanan Berlanjut pada Saham BBCA, BMRI, dan BBRI
Sepanjang 2025, ketiga saham bank besar mencatatkan tren penurunan yang signifikan. Terdapat sejumlah faktor utama yang menekan performa emiten-emiten ini, antara lain:
-
Kebijakan suku bunga tinggi dari Bank Indonesia dan The Fed memperlambat pertumbuhan kredit, sekaligus meningkatkan biaya dana yang harus ditanggung perbankan.
-
Penurunan laba bersih serta peningkatan rasio kredit bermasalah (NPL) berdampak negatif terhadap kinerja keuangan bank.
-
Sentimen pasar yang negatif, terutama terkait ketidakpastian ekonomi global dan risiko domestik, turut menekan minat investor terhadap saham sektor perbankan.
Dampak gabungan dari faktor-faktor tersebut membuat kontribusi sektor perbankan terhadap IHSG menjadi lemah, bahkan membebani laju indeks secara keseluruhan.
Optimisme Tetap Terbuka bagi Saham Bank Besar
Walau tekanan terus berlangsung, prospek jangka menengah hingga panjang untuk saham bank besar masih positif. Beberapa alasan yang mendukung pandangan tersebut meliputi:
-
Ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan oleh bank sentral di semester mendatang berpotensi meningkatkan permintaan kredit serta menurunkan beban biaya dana.
-
Stabilitas ekonomi makro, termasuk pertumbuhan PDB yang sehat dan inflasi yang tetap terkendali, menciptakan lingkungan yang kondusif bagi sektor keuangan.
-
Valuasi saham bank besar yang makin atraktif setelah koreksi harga menjadikan saham-saham ini menarik untuk strategi investasi jangka panjang.
Dengan demikian, banyak investor mulai memandang penurunan harga sebagai peluang akumulasi, bukan sebagai sinyal risiko yang berkelanjutan.
Investor Perlu Cermati Strategi di Tengah Volatilitas
Dalam menghadapi dinamika pasar yang cepat berubah, investor disarankan untuk lebih selektif dalam memilih saham sektor perbankan. Strategi seperti diversifikasi portofolio, penguatan analisis fundamental, serta pemantauan perkembangan makroekonomi menjadi krusial.
Pergerakan saham BBCA, BMRI, dan BBRI akan terus menjadi indikator penting dalam menentukan arah IHSG ke depan. Oleh karena itu, pelaku pasar perlu menyesuaikan strategi investasi sesuai dengan perubahan sentimen pasar dan kebijakan moneter.