Saham “Murah” UNTR Kantongi Target Harga Rp 30.000: Apa Alasan di Baliknya?
hargasaham.id – Saham PT United Tractors Tbk (UNTR) kembali menarik perhatian investor pada perdagangan Kamis, 21 Agustus 2025. Saat itu, harga UNTR melonjak 4,30 % ke Rp 25.450, setelah sehari sebelumnya naik 3,06 %. Lonjakan ini tidak hanya didorong akumulasi asing, tetapi juga sentimen positif dari sejumlah analis.
Aksi Pasar Menguat, Broker Naikkan Target Harga
Sementara itu, investor mencatat lonjakan volume signifikan sekitar 5,39 juta saham dengan frekuensi 8.449 kali. Nilai transaksi mencapai Rp 135,15 miliar, menunjukkan minat pasar terhadap UNTR semakin solid. Bahkan, UBS Sekuritas Indonesia mencatat net buy senilai Rp 15,2 miliar pada sesi sebelumnya. Oleh karena itu, pergerakan saham UNTR dalam sebulan terakhir naik 10,89 % dari Rp 22.950. Selain itu, investor asing juga aktif membeli dengan net buy Rp 479 miliar, yang memperkuat tren akumulasi positif.
Rasio Valuasi Menarik, Mandiri Sekuritas Rilis Target Rp 30.000
Selain tren pasar, valuasi UNTR tergolong murah berdasarkan rasio price-to-book value (PBV) sebesar 0,99 kali. Rasio price-earning ratio (PER) tercatat 5,24 kali, masih rendah untuk ukuran emiten besar. Akibatnya, banyak analis menilai saham ini undervalue dibandingkan kinerjanya. Oleh karena itu, Mandiri Sekuritas merekomendasikan “Beli” dengan target harga Rp 30.000 per saham. Rekomendasi ini sejalan dengan strategi UNTR memperbesar porsi pendapatan non-batubara, terutama dari emas. Bahkan, perusahaan berkomitmen meningkatkan kontribusi non-batubara hingga 50 % pada tahun 2030. Target ambisius ini menandakan potensi akuisisi dan ekspansi besar di sektor emas.
Kinerja Kuartal II-2025 Menunjukkan Ketahanan Bisnis
Di sisi fundamental, UNTR membukukan pendapatan kuartal II-2025 sebesar Rp 34,26 triliun. Angka ini relatif stabil secara kuartalan, tetapi naik 6,7 % secara tahunan. Sementara itu, pendapatan semester I-2025 mencapai Rp 68,52 triliun atau naik 6,2 % dibandingkan periode sama tahun lalu. Laba bersih kuartal II tercatat Rp 4,94 triliun, tumbuh 55 % dibanding kuartal sebelumnya. Namun, laba ini turun tipis 0,8 % secara tahunan. Akibatnya, laba semester I turun 14,7 % menjadi Rp 8,13 triliun. Meski begitu, keuntungan kurs dan pendapatan non-operasional lainnya berhasil menopang kinerja perusahaan. Selain itu, kontribusi alat berat, tambang batubara, dan emas tetap solid, menegaskan ketahanan bisnis UNTR.
Risiko yang Perlu Diantisipasi Investor
Di sisi lain, Kiwoom Sekuritas justru menurunkan target harga UNTR menjadi Rp 26.775. Mereka menggunakan pendekatan multiple valuation seperti DCF, PER, dan PBV. Rekomendasi yang diberikan hanya “Hold”, karena mereka melihat tekanan margin di segmen kontraktor pertambangan. Selain itu, harga batubara, nikel, dan emas yang fluktuatif menimbulkan risiko tambahan. Bahkan, faktor eksternal seperti suku bunga dan pergerakan nilai tukar bisa memengaruhi profitabilitas UNTR. Oleh karena itu, investor disarankan berhati-hati, meskipun potensi upside tetap terbuka.
Kesimpulan dan Implikasi untuk Investor
Singkatnya, UNTR memiliki kombinasi valuasi murah dan prospek diversifikasi yang kuat. Sementara itu, dukungan asing dan rekomendasi Mandiri Sekuritas menambah daya tarik saham ini. Namun, risiko komoditas dan makroekonomi tetap harus diwaspadai oleh investor jangka panjang. Oleh karena itu, strategi investasi sebaiknya mencakup disiplin cut loss dan pemantauan ketat terhadap kinerja kuartalan. Dengan demikian, UNTR dapat menjadi pilihan menarik bagi investor yang mencari peluang nilai dalam sektor tambang dan alat berat.