BEI Pastikan Perdagangan Saham Berlangsung Normal di Tengah Gejolak
hargasaham.id – Bursa Efek Indonesia (BEI) menegaskan bahwa perdagangan saham akan tetap berlangsung seperti biasa pada Senin, 1 September 2025, meski situasi sosial politik masih memanas. Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, menyatakan komitmen penuh untuk menjaga pasar modal tetap berjalan secara teratur, wajar, dan efisien. Pernyataan ini mencerminkan upaya BEI meredam spekulasi dan kecemasan investor terhadap potensi gangguan operasional.
Sebelumnya, narasi soal penghentian perdagangan sempat beredar, menyusul eskalasi unjuk rasa yang berlangsung hingga akhir pekan. Namun BEI memastikan bahwa segala fasilitas perdagangan, termasuk perdagangan saham dan instrumen lainnya, akan tetap beroperasi normal di semua kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan sejumlah daerah lainnya.
BEI juga merencanakan pertemuan dengan pihak media modal secara daring, untuk menjaga transparansi dan menjawab pertanyaan investor. Agenda ini dijadwalkan berlangsung pada Senin siang, meski materi yang akan dibahas masih belum diumumkan.
Ihsg Tertekan Pasca-Demo, Begini Data Perdagangannya
Perdagangan akhir pekan, Jumat (29/8/2025), mencatat pelemahan signifikan pada IHSG—turun 1,53 persen atau sekitar 121,6 poin ke level 7.830,49. Penurunan ini terjadi di tengah kecemasan pasar terhadap dampak sosial politik yang masih berlangsung. Investor asing tercatat melakukan net sell sebesar Rp 1,12 triliun pada hari tersebut, meski secara mingguan masih ada aliran modal asing bersih positif sekitar Rp 3,04 triliun.
Frekuensi perdagangan mencapai 2,5 juta kali dengan volume lebih dari 51,5 miliar lembar saham, serta nilai transaksi mencapai sekitar Rp 22,7 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, mayoritas mengalami penurunan; sekitar 610 saham melemah, 122 saham menguat, dan 70 saham stagnan. Data ini menunjukkan tekanan kuat di tengah ekspektasi investor yang suram terhadap stabilitas.
Gejolak Sosial Dampak Nyata pada Sentimen Pasar
Gelombang demonstrasi yang meluas sejak Kamis hingga akhir pekan memicu kekhawatiran investor terhadap prospek ekonomi dan politik. Analis di Pilarmas Investindo Sekuritas menyatakan bahwa gejolak ini mengganggu stabilitas nasional, yang menjadi faktor material bagi pelaku pasar. Bahkan, muncul penundaan konferensi pers bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang semula direncanakan virtual, kemudian diubah menjadi tatap muka pagi hari—untuk memastikan suasana kondusif dan dapat mengundang partisipasi publik dengan aman.
Analisis tambahan menyebut bahwa jika demonstrasi terus berlanjut dan memicu kerusuhan lebih lanjut, pasar modal akan sangat rentan dengan potensi aksi jual (panic selling) yang makin intensif.
Tantangan dan Peluang di Awal Pekan Ini
Awal pekan ini menghadirkan dinamika menarik di pasar modal Indonesia. BEI sudah memastikan pasar terbuka normal, namun sentimen tetap tertekan oleh ketidakpastian sosial politik. IHSG mungkin kembali melemah saat pembukaan, terutama jika demo berlanjut atau situasi keamanan belum stabil.
Namun, beberapa kalangan menilai bahwa pasar juga menanti respons pemerintah serta otoritas untuk mengembalikan ketenangan. Jika langkah kebijakan cepat dan komunikatif muncul, sentimen bisa berbalik positif. Investor bisa lebih percaya diri menahan posisi atau melakukan akumulasi secara selektif, terutama di sektor-sektor defensif.
Bursa yang terbuka normal berarti tetap ada peluang likuiditas berjalan, bahkan untuk mendukung rebound teknikal jika tekanan memuncak terlalu dalam. Sentimen fundamental jangka panjang juga tetap dilihat sebagai penopang, selama stabilitas politik, hingga ekonomi domestik kembali kondusif.