hargasaham.id – Perubahan pajak properti yang santer dibicarakan menjelang Anggaran Musim Gugur semakin menambah ketidakpastian pasar perumahan, terutama di London dan Wilayah Selatan. Rightmove menegaskan bahwa rumor mengenai pajak baru untuk rumah bernilai lebih dari £500.000 dan kemungkinan kontribusi asuransi nasional bagi pemilik properti mulai memengaruhi perilaku pembeli maupun penjual.
Coleen Babcock, pakar properti di Rightmove, menyoroti bahwa ketidakpastian panjang sejak Agustus membuat sebagian besar calon pembeli menunda keputusan penting. Mereka yang bermain di kategori harga tinggi kini lebih berhati-hati karena potensi beban pajak baru bisa merusak proyeksi keuntungan.
Analisis Rightmove Menunjukkan Dampak Berat di London
Rightmove memaparkan analisis rinci mengenai potensi dampak kebijakan pajak tersebut. Hampir 60 persen transaksi di ibu kota berada di atas ambang £500.000, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional 22 persen, bahkan hanya 8 persen di Timur Laut. Angka ini membuktikan bahwa London menanggung risiko paling besar.
Lebih jauh, lebih dari satu dari sepuluh rumah di London memiliki harga di atas £1,5 juta. Jika pemerintah benar-benar memberlakukan pajak tambahan kategori “mansion tax”, setidaknya 11 persen properti di ibu kota akan terkena imbasnya. Bandingkan dengan hanya 2 persen properti bernilai serupa di luar London. Kondisi ini berpotensi memperlebar kesenjangan regional dan menambah tekanan psikologis pada pasar di selatan Inggris.
Harga Properti Bergerak Lemah di Selatan Inggris
Meskipun harga rata-rata properti nasional naik £1.517 atau 0,4 persen menjadi £370.257 bulan ini, Rightmove menegaskan tren tahunan masih negatif. Harga properti kini 0,1 persen lebih rendah dibanding periode sama tahun lalu. London dan selatan Inggris menjadi penarik utama penurunan ini, sementara wilayah lain relatif lebih tangguh.
Persaingan ketat di selatan membuat penjual harus menawarkan harga kompetitif. Jumlah rumah yang masuk pasar di wilayah tersebut naik 9 persen dalam setahun, jauh di atas rata-rata nasional 2 persen. Lonjakan pasokan ini memperpanjang waktu rata-rata penjualan hingga lima hari lebih lama dibanding daerah lain.
Namun, tidak semua kabar buruk. Jumlah penjualan yang disepakati secara nasional naik 4 persen dibanding tahun lalu. Bahkan di wilayah selatan yang tertekan, angka transaksi tetap meningkat 3 persen, sementara wilayah lain tumbuh 5 persen. Data ini menunjukkan bahwa strategi harga realistis masih mampu mendorong minat pembeli meskipun tekanan struktural meningkat.
Tantangan Pembeli Pertama Kali dan Implikasi Ekonomi
Para analis menilai tantangan terbesar justru dihadapi pembeli pertama kali. Dengan harga rata-rata rumah mencapai lebih dari 4,5 kali penghasilan pasangan, hambatan masuk pasar semakin tinggi. Tomer Aboody dari MT Finance menekankan perlunya reformasi pajak cap (stamp duty) agar pasar bergerak lebih dinamis. Ia menilai insentif pajak akan mendorong pemilik rumah besar untuk menjual, membuka peluang lebih luas bagi keluarga muda maupun pembeli baru.
Sementara itu, Bank of England memberikan sedikit ruang bernapas dengan memangkas suku bunga dari 4,25 persen menjadi 4 persen pada Agustus. Langkah ini mencatatkan level terendah sejak Maret 2023. Namun, para ekonom memperkirakan suku bunga pada September akan tetap bertahan, bukan turun lebih lanjut.
Kombinasi harga rumah statis, gaji yang meningkat, dan bunga hipotek yang sedikit lebih rendah sebenarnya memberi harapan pada pembeli. Tetapi ketidakpastian pajak properti, ditambah ancaman perlambatan ekonomi, membuat langkah pemerintah dalam Anggaran mendatang menjadi penentu arah pasar. Jika kebijakan justru menambah beban di London dan selatan Inggris, risiko stagnasi jangka panjang tidak bisa dihindari.