Peningkatan Wisatawan Asing Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
hargasaham.id – Sektor pariwisata dan transportasi terus memperkuat perannya sebagai penggerak utama ekonomi Indonesia sepanjang semester pertama 2025. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Juni 2025 mencapai 1,42 juta, naik 8,42 persen dibanding Mei, sekaligus melonjak 18,20 persen secara tahunan. Sepanjang Januari hingga Juni 2025, total kunjungan wisman menembus 7,05 juta, tumbuh 9,44 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Tren Pemulihan Kunjungan Wisman
Meski sempat melambat di awal tahun, tren kunjungan wisman kembali meningkat sejak April 2025. Pada Januari, jumlah kunjungan tercatat 1,16 juta, turun menjadi 1,02 juta pada Februari, lalu merosot ke 984,77 ribu pada Maret. Namun, pada April jumlah kunjungan kembali menguat ke 1,16 juta, naik menjadi 1,31 juta pada Mei, hingga akhirnya mencapai puncak 1,42 juta di bulan Juni.
Ekonom CORE Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, menilai kenaikan ini memberi kontribusi signifikan terhadap perekonomian. Menurutnya, setiap wisatawan asing yang masuk otomatis menambah pasokan devisa karena mereka menukar mata uang asing ke rupiah untuk bertransaksi selama berada di Indonesia. Selain itu, aktivitas wisman juga menciptakan multiplier effect bagi sektor akomodasi, kuliner, dan hiburan.
Dominasi Kunjungan dari Malaysia dan Negara Tetangga
Malaysia menjadi penyumbang terbesar jumlah kunjungan dengan 236.420 atau 16,70 persen dari total, disusul Singapura 183.750, Australia 154.220, dan Tiongkok 113.520. Rata-rata lama menginap wisman mencapai 9,59 malam. Wisatawan asal Rusia mencatat rata-rata terlama, yaitu 26,14 malam, sedangkan Timor Leste terpendek hanya 2,79 malam.
Aktivitas kunjungan juga memberikan keuntungan tambahan bagi sektor perhotelan. Yusuf mencontohkan, meskipun pemerintah membatasi rapat-rapat di hotel, peningkatan jumlah wisman setidaknya menutup sebagian kehilangan pendapatan dari aktivitas domestik. Dengan demikian, kontribusi wisman tetap penting bagi industri jasa akomodasi.
Moda Transportasi Jadi Penopang Pariwisata
Berdasarkan pintu masuk, sebanyak 1,25 juta kunjungan melalui bandara utama dan 167.470 lewat pintu perbatasan. Wisman dengan transportasi udara mendominasi 78,41 persen dari total, sedangkan laut 18,44 persen dan darat hanya 3,15 persen. Bandara Ngurah Rai menjadi pintu masuk terbanyak dengan 637.740 kunjungan, disusul Soekarno-Hatta 236.010, Juanda 34.090, Kualanamu 25.180, dan Yogyakarta 10.420.
Pada moda laut, Pelabuhan Batam dan Tanjung Uban menyumbang 86,11 persen kunjungan atau 198,30 ribu orang. Untuk jalur darat, Atambua, Jayapura, dan Aruk mencatat 83,51 persen dari total kunjungan atau 32,81 ribu wisatawan.
Tingkat Hunian Hotel Menunjukkan Tren Beragam
Pada Juni 2025, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel nasional mencapai 38,45 persen, naik tipis 1,39 poin dari Mei, namun turun 4,45 poin dibanding Juni 2024. TPK hotel bintang mencapai 49,98 persen, dengan Bali memimpin 64,66 persen, disusul DI Yogyakarta 53,86 persen dan DKI Jakarta 52,35 persen. Papua Pegunungan mencatat TPK terendah, hanya 13,21 persen.
Secara kumulatif, TPK hotel bintang Januari-Juni 2025 mencapai 45,72 persen, turun 3,54 poin dibanding periode sama tahun 2024. Sementara itu, hotel nonbintang hanya mencatat okupansi 26,14 persen, dengan Bali mencatat tertinggi 46,10 persen dan Papua Pegunungan terendah 9,94 persen.
Transportasi Nasional Menguatkan Roda Ekonomi
Sektor transportasi juga menunjukkan peningkatan pada Juni 2025. Penumpang pesawat domestik mencapai 5,0 juta, naik 10,25 persen dari Mei, meski kumulatif Januari-Juni masih turun 5,48 persen ke 28,8 juta. Bandara Hasanuddin mencatat kenaikan terbesar 18,61 persen, diikuti Kualanamu 11,43 persen. Soekarno-Hatta tetap menjadi bandara tersibuk dengan 1,33 juta penumpang.
Untuk penumpang internasional, jumlahnya 1,66 juta pada Juni 2025, turun 5,87 persen dari Mei. Namun secara kumulatif, Januari-Juni 2025 mencatat 9,74 juta penumpang, naik 9,11 persen secara tahunan.
Angkutan Laut dan Darat Menunjukkan Pertumbuhan
Jumlah penumpang kapal laut dalam negeri pada Juni 2025 mencapai 2,75 juta, naik 9,38 persen dari bulan sebelumnya. Sepanjang semester pertama, jumlahnya menembus 15,5 juta, tumbuh 20,71 persen dibanding 2024. Barang yang diangkut lewat laut mencapai 242,1 juta ton, meningkat 22,40 persen secara tahunan.
Layanan kereta api juga mencatat pertumbuhan. Pada Juni 2025, jumlah penumpang kereta mencapai 45,6 juta, naik 1,17 persen dibanding Mei. Secara kumulatif Januari-Juni 2025, jumlah penumpang kereta mencapai 261,8 juta atau naik 9,27 persen dibanding 2024. Layanan LRT tumbuh paling tinggi 40,59 persen, disusul kereta bandara 18,47 persen, dan kereta cepat Whoosh 10,04 persen.
Pentingnya Pengawasan Wisatawan Asing
Direktur Eksekutif INDEF, Esther Sri Astuti, menilai lonjakan wisman harus diimbangi dengan pengawasan ketat. Menurutnya, pemerintah wajib memastikan seluruh wisatawan benar-benar turis, bukan tenaga kerja ilegal. Pemerintah perlu memverifikasi dokumen perjalanan, termasuk tiket pulang dan bukti pemesanan hotel, serta memperkuat sistem deteksi berbasis teknologi agar pergerakan wisman terpantau real time.
Esther menegaskan, jika wisatawan benar-benar berlibur, maka dampaknya positif karena mereka berbelanja di Indonesia sekaligus membawa devisa. Namun, jika mereka bekerja ilegal, potensi masalah justru meningkat. Oleh karena itu, pengawasan pintu masuk harus menjadi prioritas utama.
Dengan meningkatnya jumlah wisatawan asing dan transportasi yang terus menguat, Indonesia berpeluang besar memperkuat sektor pariwisata sebagai salah satu tulang punggung ekonomi. Namun, langkah ini memerlukan strategi pengawasan, pengembangan infrastruktur, dan pemerataan destinasi agar manfaat ekonomi dapat dirasakan secara merata oleh masyarakat.