hargasaham.id – Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) telah mengalami penurunan signifikan sepanjang tahun 2025, mencapai sekitar 25% dari level tertinggi pada tahun sebelumnya. Namun, sejumlah analis melihat potensi rebound dan memberikan rekomendasi beli dengan target harga yang bervariasi.
Kinerja Saham BBCA dan Sentimen Pasar
Pada perdagangan 8 Oktober 2025, saham BBCA ditutup melemah 2,64% ke level Rp 7.375, mencatatkan titik terendah dalam tiga tahun terakhir. Penurunan ini dipengaruhi oleh aksi jual investor asing yang tercatat mencapai Rp 31,19 triliun sepanjang tahun. Meskipun demikian, kinerja fundamental perusahaan tetap solid, dengan laba bersih semester I/2025 sebesar Rp 29 triliun dan pertumbuhan kredit 12,9% YoY.
Rekomendasi Analis dan Target Harga
Beberapa analis memberikan rekomendasi beli untuk saham BBCA dengan target harga yang berbeda-beda. Misalnya, Nafan Aji Gusta dari Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan akumulasi beli dengan target harga Rp 8.100, dengan potensi kenaikan menuju Rp 11.550 dalam jangka menengah. Sementara itu, Macquarie Sekuritas menetapkan target harga Rp 9.900 dengan rating “Outperform”. Analis Bareksa juga merekomendasikan beli spekulatif dengan target harga Rp 7.725 hingga Rp 7.850.
Faktor Pendukung dan Risiko
Beberapa faktor yang dapat mendukung potensi rebound saham BBCA antara lain:
-
Kinerja fundamental yang solid, dengan pertumbuhan laba dan kredit yang positif.
-
Valuasi yang menarik, dengan PBV 2025 sekitar 3,4 kali, di bawah rata-rata historis.
-
Potensi perbaikan sentimen pasar, seiring dengan stabilitas ekonomi dan kebijakan moneter yang mendukung.
Namun, investor juga perlu mempertimbangkan risiko berikut:
-
Tekanan jual investor asing, yang dapat mempengaruhi likuiditas dan volatilitas saham.
-
Kondisi pasar global yang belum stabil, seperti ketidakpastian suku bunga dan geopolitik.