hargasaham.id – Pertanyaan sederhana: apa yang membuat Anda merasa kaya? Banyak orang berpikir bahwa jumlah kekayaan yang dikumpulkan mencerminkan kelimpahan. Namun, realitasnya lebih kompleks. Statistik resmi dari ONS (Office for National Statistics) mengukur kekayaan rumah tangga Inggris berdasarkan empat komponen utama: properti, tabungan dan investasi, barang berwujud, dan kekayaan dana pensiun pribadi, kemudian dikurangi utang.
Menurut data terbaru, properti menyumbang 40% dari total kekayaan, kekayaan dana pensiun pribadi 35%, tabungan dan investasi 14%, serta kekayaan fisik 10%. Jika kita memikirkan penggunaan nyata, sebagian besar kekayaan ini tidak dapat dicairkan secara langsung. Rumah tetap menjadi aset yang jarang dijual, dan dana pensiun hanya bisa digunakan setelah pensiun. Akibatnya, tiga perempat kekayaan ini tidak dapat dimanfaatkan untuk keseharian.
Pendapatan: Kunci Perasaan Kaya Sehari-hari
Bagi kebanyakan orang, kekayaan yang terlihat sehari-hari bukanlah rumah atau pensiun, melainkan penghasilan mereka. Perasaan kaya kerap terkait dengan kemampuan membayar tagihan, menabung, dan menikmati hidup tanpa stres keuangan. Studi keuangan perilaku menunjukkan bahwa orang sering membandingkan diri dengan teman sebaya, tetangga, dan kolega. Banyak yang percaya—meski kadang salah—bahwa orang lain berpenghasilan lebih tinggi, sehingga perasaan tidak cukup kaya muncul.
Kalkulator gaji dan pendapatan baru memungkinkan individu mengevaluasi posisi mereka. Dengan memasukkan gaji, pendapatan usaha mandiri, atau pensiun, pengguna dapat melihat apakah mereka memperoleh lebih atau kurang dibandingkan rata-rata di kota, profesi, atau seluruh Inggris. Alat ini juga menghitung pajak yang menggerogoti penghasilan, memberi gambaran realistis tentang pendapatan yang bisa digunakan.
Sebagai contoh, seseorang yang mendapatkan £50.000 setahun berada di atas 76% penduduk Inggris, sedangkan penghasilan £100.000 menempatkan seseorang dalam 6% teratas penerima gaji. Fakta ini menunjukkan bahwa meskipun angka nominal terlihat tinggi, persepsi tentang kekayaan relatif sering kali berbeda.
Pengeluaran Menggerogoti Pendapatan
Kunci yang sering terlewat adalah bahwa bukan hanya penghasilan yang penting, tetapi juga pengeluaran. ONS menghitung pendapatan yang dapat digunakan sebagai jumlah uang yang tersisa setelah pajak langsung, termasuk pajak penghasilan, asuransi nasional, dan pajak dewan.
Pendapatan setelah pajak sebagian orang tetap tertekan karena ambang pajak yang beku, perangkap pajak, dan kenaikan pajak kota. Data terbaru menunjukkan bahwa pendapatan rumah tangga median yang dapat digunakan secara umum stabil hingga 2024, tetapi tetap di bawah level 2020. Alhasil, banyak orang merasa lebih miskin dibandingkan lima tahun lalu.
Selain pajak, pengeluaran sehari-hari menyerap sebagian besar pendapatan. Biaya untuk sewa atau hipotek, transportasi, makanan, dan utilitas mengurangi jumlah yang bisa digunakan untuk tabungan, investasi, liburan, atau hiburan. Studi Asda membagi rumah tangga menurut kuartil pendapatan:
-
Kuartil terbawah menghabiskan lebih dari yang mereka terima, rata-rata minus £73 per minggu.
-
Kuartil menengah menyisakan £91 per minggu.
-
Dua kuartil teratas mendapatkan £289 dan £916 per minggu.
Namun, uang sisa ini harus mencakup semua kebutuhan dan keinginan, termasuk tabungan dan investasi. Bahkan £289 per minggu atau £1.189 per bulan sering tidak cukup untuk keluarga empat orang, karena masing-masing orang hanya memiliki £150 per minggu untuk pengeluaran non-pokok dan tabungan.
Persepsi Kekayaan vs Realitas Ekonomi
Tidak mengherankan jika pekerja berpenghasilan tinggi merasa mereka tidak kaya. Perasaan ini muncul karena meski penghasilan nominal tinggi, tekanan pengeluaran tetap ada. Banyak keluarga menahan diri dalam makan di luar, hiburan, dan belanja non-esensial, demi tetap menabung dan mempersiapkan pengeluaran besar di masa depan.
Dampak ekonomi ini nyata. Bisnis restoran, bar, dan ritel menghadapi penurunan pengeluaran konsumen. Banyak orang memprioritaskan tabungan dan kebutuhan utama, sehingga konsumsi barang dan jasa sekunder menurun. Hal ini mencerminkan bagaimana persepsi kekayaan dipengaruhi oleh pengeluaran, pajak, dan gaya hidup yang harus diatur ketat.
Sementara itu, tekanan pajak dan inflasi membuat perasaan miskin lebih menonjol meski penghasilan tinggi. Para pekerja berpenghasilan £75.000 atau lebih tetap menahan diri dalam pengeluaran, menunjukkan bahwa persepsi kekayaan bersifat relatif, bukan absolut.
Kesejahteraan Finansial Lebih dari Angka Kekayaan
Kesimpulannya, kekayaan materi hanya sebagian dari gambaran kaya. Pendapatan yang dapat digunakan secara nyata, pengelolaan pengeluaran, dan kemampuan menabung menentukan apakah seseorang merasa kaya atau tidak. Memahami posisi finansial melalui alat kalkulator gaji membantu menilai keadaan secara realistis.
Dengan pandangan ini, bahkan mereka yang memiliki gaji tinggi bisa mengatur strategi keuangan lebih baik. Mereka dapat menyisihkan untuk tabungan, investasi, atau hiburan tanpa stres, sambil tetap memahami bahwa perasaan kaya sering kali ditentukan oleh pengeluaran, bukan hanya penghasilan atau aset.
Pengelolaan finansial yang bijak, kesadaran akan pajak, dan perencanaan pengeluaran rutin akan memberi rasa aman, meningkatkan kesejahteraan, dan memungkinkan individu benar-benar merasakan kelimpahan dalam kehidupan sehari-hari.