Skip to content
HargaSaham
Menu
  • Blog
  • Keuangan
  • Tentang Kami
  • Tips & Saran
  • Kebijakan Privasi
Menu
Apa yang Menghalangi Kelas Menengah India Membeli Mobil Listrik?

Apa yang Menghalangi Kelas Menengah India Membeli Mobil Listrik?

Posted on 06/09/2025

hargasaham.id –  Pasar mobil India telah lama dikuasai oleh produsen Jepang, Korea, dan lokal. Enam perusahaan teratas menguasai lebih dari 90% pangsa pasar, memenuhi kebutuhan konsumen yang mengutamakan utilitas. Namun, kedatangan kendaraan listrik (EV) mengubah peta persaingan dan menantang pemain lama untuk beradaptasi dengan cepat.

Tesla membuka showroom pertamanya di Mumbai pada Juli 2025 dan meluncurkan Model Y. SUV listrik ini dibanderol hingga 6 juta rupee India ($68.094), sehingga tetap menjadi mobil impian bagi banyak kelas menengah. Sejak pembukaan, Tesla menerima sekitar 600 pesanan. Bandingkan dengan BYD, raksasa EV asal Tiongkok, yang bulan ini melampaui 10.000 pengiriman setelah memasuki India pada 2022. BYD menjual empat model dengan harga di atas 3 juta rupee.

SUV konvensional menengah seperti Hyundai Creta memiliki harga mulai dari 1,1 juta hingga 2,1 juta rupee. Penjualan Creta mencapai 186.919 unit pada 2024. Produsen asing harus membangun fasilitas lokal agar skala produksi memungkinkan harga lebih terjangkau. Bea impor mobil bisa mencapai 110%, dan batas impor tahunan per perusahaan hanya 2.500 unit.

VinFast dari Vietnam menunjukkan contoh sukses produksi lokal. VinFast meluncurkan model VF6 dan VF7 di Tamil Nadu dengan harga 1,7 juta hingga 2,3 juta rupee. Produksi lokal memungkinkan VinFast menawarkan harga kompetitif dan memenuhi kebutuhan konsumen yang mencari SUV menengah dengan harga terjangkau.

Produsen Lokal dan Strategi Harga

Perusahaan India memimpin pasar EV termurah. Tata Motors memegang sekitar 40% pangsa pasar, diikuti JSW MG Motor 30% dan Mahindra & Mahindra 21–22%, menurut Macquarie Capital. Kunci kesuksesan harga rendah terletak pada produksi lokal dan optimisasi desain. VinFast menyatakan, “Dengan memilih fitur penting dan mengoptimalkan produksi, kami mampu menjaga harga sesuai kebutuhan konsumen.”

BYD menghadapi hambatan karena pemerintah India sebelumnya menolak tawaran investasi. Namun perusahaan merencanakan ekspansi dengan meluncurkan model Atto 2 di bawah 2 juta rupee. Strategi ini bertujuan meniru kesuksesan global BYD di berbagai pasar.

Tesla, meski populer secara global, belum menunjukkan minat memproduksi mobil di India. Ketegangan geopolitik antara AS, India, dan Tiongkok membuat investasi asing besar menjadi tantangan jangka pendek.

Tantangan Infrastruktur dan Adopsi EV

Penetrasi EV di India masih rendah, sekitar 5,3% hingga Agustus 2025, dibandingkan Tiongkok yang mencapai 27%. Salah satu hambatan utama adalah infrastruktur pengisian daya publik yang terbatas. Konsumen kelas menengah mengalami “kecemasan jangkauan” karena titik pengisian EV lebih sedikit dibandingkan stasiun bahan bakar konvensional.

Saket Mehra, mitra di Grant Thornton Bharat, menjelaskan bahwa stasiun pengisian EV hampir empat kali lebih sedikit daripada stasiun bahan bakar. Akibatnya, EV saat ini lebih mudah diakses oleh konsumen kaya yang dapat memasang pengisian pribadi di rumah. Meski demikian, infrastruktur EV terus berkembang. Niti Aayog melaporkan rasio mobil per stasiun EV mencapai 14, dibandingkan sembilan di Tiongkok. CareEdge mencatat peningkatan stasiun pengisian dari 5.151 pada 2022 menjadi 26.367 pertengahan 2024.

Prospek dan Peluang

Kedatangan produsen baru dan ekspansi EV lokal membuka peluang bagi adopsi kendaraan listrik. Mahindra & Mahindra, Tata Motors, Maruti Suzuki, dan Hyundai berencana meluncurkan lebih banyak model EV untuk menarik berbagai segmen konsumen. Pasar EV India sedang bergerak cepat, meniru sejarah Hyundai pada akhir 90-an, ketika Santro berhasil menantang dominasi Maruti Suzuki dengan harga dan desain tepat bagi kelas menengah.

Merek mana yang akan menjadi “Hyundai berikutnya” dalam pasar EV India? Pemantauan pasar yang cermat akan menunjukkan siapa yang berhasil menggabungkan harga, fitur, dan produksi lokal secara optimal.

Hingga saat ini, harga tinggi, keterbatasan infrastruktur, dan hambatan impor membatasi adopsi EV di kelas menengah India. Strategi produsen lokal dan investasi asing menjadi faktor kunci pertumbuhan. Dengan produksi lokal dan pengembangan infrastruktur, EV bisa menjadi pilihan utama konsumen India dalam beberapa tahun ke depan.

Archives

  • October 2025
  • September 2025
  • August 2025
  • July 2025
  • June 2025
  • May 2025
  • April 2025
  • March 2025

Recent Posts

  • GMFI Terima Inbreng Aset Strategis dari Angkasa Pura Indonesia Senilai Rp 5,66 Triliun untuk Perkuat Struktur Keuangan
  • Chandra Asri Akuisisi Jaringan SPBU Esso di Singapura: Langkah Strategis Ekspansi Regional
  • Bill Gates Investasi di 4 Saham Raksasa, Ini Daftarnya
  • Jaya Real Property Setor Modal Rp107,57 Miliar ke Jakarta Tollroad Development
  • BNI Catat Laba Bersih Rp 15,12 Triliun hingga September 2025, Digitalisasi dan CASA Jadi Pendorong

Recent Comments

    Situs Terkait

    • Situs Berita - Beritakecelakaan : beritakecelakaan.id
    • Situs Berita - Hargasaham : hargasaham.id
    • Situs Berita - Beritapenipuan : beritapenipuan.id
    • Situs Berita - Emasharini : emasharini.id
    • Situs Berita - Beritakecelakaan : beritakecelakaan.com
    • Situs Berita - Beritapenipuan : beritapenipuan.com
    • Situs Berita - Infoemas : infoemas.id
    • Situs Berita - Hargasemen : hargasemen.id
    • Situs Berita - Emasnaik : emasnaik.com
    • Situs Berita - Hargasemen : hargasemen.com
    • Situs Berita - Esports : unequalledmedia.com
    • Situs Berita - Belikaca : belikaca.id
    • Situs Berita - Indonesiafashion : indonesiafashion.com
    ©2025 HargaSaham | Design: Newspaperly WordPress Theme