hargasaham.id – Investor asing kembali menunjukkan minat yang signifikan terhadap pasar saham Indonesia. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 11-15 Agustus 2025, investor asing mencatatkan nilai beli bersih (net buy) sebesar Rp6,67 triliun. Angka ini mengalami lonjakan tajam dibandingkan dengan net buy pada pekan sebelumnya yang hanya Rp124,22 miliar. Kenaikan ini turut mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mendekati level psikologis 8.000, dengan penutupan pada 15 Agustus 2025 di level 7.898,37. IHSG sempat menyentuh level tertinggi intraday 8.017,068 pada hari yang sama.
Faktor Pendorong Arus Masuk Dana Asing
Beberapa faktor mendasari kembalinya investor asing ke pasar saham Indonesia. Menurut Investment Analyst Capital Asset Management, Martin Aditya, valuasi saham Indonesia yang menarik menjadi salah satu daya tarik utama. Pada periode tersebut, IHSG diperdagangkan dengan price to earning ratio sekitar 11 kali, berada di bawah rata-rata lima tahunan. Hal ini menjadikan saham Indonesia relatif murah dibandingkan dengan pasar negara maju yang sudah overvalued. Selain itu, stabilitas nilai tukar rupiah dan ekspektasi penurunan suku bunga juga memberikan sentimen positif bagi investor asing. Rebalancing indeks MSCI turut berkontribusi dalam menarik aliran dana asing ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
Sektor Perbankan Menjadi Favorit Investor Asing
Arus dana asing yang masuk sebagian besar mengalir ke saham-saham berkapitalisasi besar, terutama dari sektor perbankan. Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi yang paling banyak diburu asing dengan nilai beli bersih mencapai Rp2,3 triliun. Posisi kedua ditempati oleh saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dengan net buy sebesar Rp1,64 triliun. Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) juga mencatatkan net buy signifikan masing-masing sebesar Rp1,33 triliun dan Rp769,7 miliar. Konsistensi aksi beli asing pada saham-saham ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap kinerja sektor perbankan Indonesia.
Prospek IHSG ke Depan
Dengan arus dana asing yang kembali mengalir, prospek IHSG ke depan terlihat optimis. Menurut analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta, peluang IHSG untuk melanjutkan tren bullish semakin terbuka. Katalis positif ke depan datang dari proyeksi surplus transaksi berjalan kuartal II/2025 yang berpotensi memperkuat sentimen pasar. Selain itu, investor domestik juga turut menopang IHSG selama investor asing mencatatkan net sell sejak awal tahun. Kombinasi antara aliran dana asing dan dukungan investor domestik diharapkan dapat menjaga momentum positif IHSG menuju akhir tahun 2025.