Bursa Asia Menguat, IHSG Ditutup Melemah: Akumulasi Tekanan Global dan Sentimen The Fed
hargasaham.id – Bursa saham Asia bergerak positif pada penutupan Jumat (22 Agustus 2025). Namun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru terkoreksi 0,40% ke level 7.858,85. Sementara itu, indeks Shanghai naik 1,45%, Hang Seng menguat 0,93%, Straits Times bertambah 0,52%, dan Nikkei Jepang meningkat tipis 0,05%. Dengan demikian, perbedaan arah pasar regional semakin terlihat jelas.
Tekanan IHSG dari Aksi Profit Taking dan Ekspektasi The Fed
Meskipun bursa kawasan Asia cenderung menghijau, IHSG masih tertekan oleh aksi profit-taking. Selain itu, investor juga cenderung berhati-hati menghadapi ekspektasi pemangkasan suku bunga Bank Sentral AS. Menurut riset Pilarmas Investindo Sekuritas, peluang pemangkasan suku bunga 25 basis poin pada September mencapai 75,3%. Karena itu, investor domestik memilih mengurangi eksposur sementara, menunggu arah kebijakan moneter global lebih jelas.
Performa Sektor: Barang Baku Melemah Namun Transportasi Menguat
Jika ditinjau berdasarkan sektor, laju IHSG menunjukkan pola yang beragam. Di satu sisi, sektor barang baku anjlok 0,55% karena pelemahan harga komoditas global. Selain itu, sektor kesehatan terkoreksi 0,54% dan sektor konsumen primer ikut turun 0,40%. Namun demikian, ada sektor yang justru menjadi penopang IHSG. Sektor transportasi dan logistik menguat signifikan 1,88%, diikuti sektor teknologi 1,59%, serta sektor barang konsumen non-primer 1,01%. Dengan kata lain, meski tekanan cukup kuat, sebagian sektor masih mencatatkan pertumbuhan yang solid.
Saham Top Gainers dan Losers Menunjukkan Kontras Ekstrem
Lebih lanjut, pergerakan saham individu memperlihatkan kontras tajam. Di satu sisi, beberapa saham mencatat lonjakan tinggi. HUMI melesat 35%, SSTM meningkat 34,78%, dan COIN menanjak 24,84%. Akan tetapi, tidak semua saham menikmati sentimen positif. MFIN justru anjlok 14,93%, sementara BBLD turun 14,22% dan POLU melemah 13,54%. Oleh karena itu, volatilitas di pasar saham Indonesia semakin terasa nyata.
Strategi Investor di Tengah Divergensi Pasar Global
Melihat kondisi ini, investor perlu bersikap lebih strategis. Karena pasar global menunjukkan arah yang beragam, kehati-hatian menjadi penting. Selain itu, penerapan stop-loss serta pengawasan pada level support IHSG bisa membantu meminimalkan risiko. Bahkan, peluang jangka pendek masih terbuka di saham-saham yang mencetak kenaikan ekstrem. Sebaliknya, saham yang melemah tajam sebaiknya dihindari sementara atau dipantau lebih hati-hati. Dengan strategi yang tepat, investor dapat tetap menjaga stabilitas portofolio di tengah ketidakpastian global.