hargasaham.id – Dalam beberapa dekade terakhir, Inggris mengalami deindustrialisasi yang diam-diam, mengikis fondasi manufaktur yang penting bagi masa depan ekonomi negara. Kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB turun dari sekitar 16 persen pada 1990 menjadi hanya 8 persen saat ini, lebih rendah daripada semua negara G7 lainnya. Penurunan ini memengaruhi kemampuan Inggris untuk mengubah inovasi ilmiah menjadi nilai ekonomi nyata.
Strategi Industri Inggris dan Tantangan Implementasi
Pemerintah Inggris memproyeksikan diri sebagai ‘kekuatan ilmiah dan inovasi super’ melalui Strategi Industri terbaru. Memang, penelitian Inggris berada di tingkat global, tetapi kemampuan untuk mengubah ide-ide tersebut menjadi produk komersial masih kurang memadai. Tanpa basis manufaktur yang kuat, inovasi kesulitan bergerak dari konsep menjadi produk nyata. Hal ini tidak hanya mengurangi kapasitas produksi, tetapi juga menghilangkan keterampilan, tenaga kerja terampil, dan pengetahuan yang memungkinkan industri bertahan dan berkembang.
Selain itu, industri yang melemah membuat Inggris semakin bergantung pada impor turbin angin, sel surya, mesin, kendaraan, dan barang konsumsi dari negara lain, sering kali dari yurisdiksi yang tidak teratur dengan emisi tinggi. Ketergantungan ini meningkatkan kerentanan strategis dan risiko geopolitik, sambil menimbulkan dampak lingkungan yang lebih besar daripada yang dilaporkan secara resmi. Tanpa fondasi manufaktur yang kuat, Inggris juga kehilangan landasan untuk membangun industri masa depan.
Energi Terjangkau sebagai Kunci Manufaktur
Manufaktur membutuhkan energi yang terjangkau dan andal. Saat ini, hanya sekitar 40 persen listrik Inggris berasal dari sumber terbarukan, namun hal ini hanya mencukupi kurang dari 20 persen total kebutuhan industri. Industri masih sangat bergantung pada gas dan minyak, dan kebutuhan ini akan bertahan selama beberapa dekade. Alih-alih menghilangkan bahan bakar fosil secara drastis, Inggris perlu fokus menurunkan emisi sambil tetap menggunakan sumber energi ini.
Pemerintah dapat mengintegrasikan produksi energi berbasis gas dengan penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS). Teknologi ini memungkinkan produksi energi sambil menyimpan CO₂ secara aman di bawah tanah. Inggris telah memulai proyek CCS, tetapi progres lambat karena keterbatasan dana dan komitmen yang tidak konsisten sejak 2007. Sekarang, pemerintah harus mengeksekusi proyek ‘track 1’ dengan prioritas tinggi untuk memperluas kapasitas CCS dan meningkatkan ketahanan energi nasional.
Selain itu, penyimpanan energi sangat penting untuk menstabilkan pasokan. Inggris hanya memiliki sekitar tujuh hingga 12 hari cadangan gas, jauh lebih rendah dibanding Belanda dan Jerman. Kekurangan ini menyebabkan fluktuasi harga dan ketidakpastian dalam investasi. Mengembangkan teknologi penyimpanan untuk energi angin, surya, dan terbarukan lainnya merupakan tantangan praktis yang cocok dengan keahlian insinyur Inggris, namun membutuhkan pendanaan yang tepat dan mandat yang jelas.
Simplifikasi Proses Perizinan dan Dukungan untuk Industri
Proyek-proyek manufaktur penting nasional sering tertunda selama bertahun-tahun akibat kompleksitas perizinan yang berlebihan. Inggris perlu menyederhanakan prosedur perizinan tanpa mengabaikan Penilaian Dampak Lingkungan yang proporsional. Pengambil keputusan harus menyeimbangkan kebutuhan masyarakat, pertimbangan lingkungan, dan faktor ekonomi untuk menciptakan ekonomi yang tangguh dan berdaya saing.
Selain itu, pemerintah harus mendukung perkembangan industri baru tanpa merugikan industri yang sudah ada. Investasi diperlukan untuk transisi, tetapi biaya energi tinggi dan pajak karbon tambahan membebani banyak bisnis. Pengecualian PPN untuk barang daur ulang dapat mengurangi beban biaya konsumen dan meningkatkan permintaan, sehingga mendorong pertumbuhan industri baru. Mekanisme ini harus disesuaikan dengan nilai investasi potensial agar memberikan insentif yang tepat.
Mengembangkan Industri Masa Depan
Pemerintah juga perlu menumbuhkan sektor industri muda yang paling menjanjikan. Ekonomi biologi, misalnya, memiliki fondasi penelitian dan teknologi yang kuat, didukung oleh Pusat Inovasi Bioteknologi Industri (IBioIC) di Skotlandia. Sektor ini dapat mendorong transisi industri dan pemanfaatan limbah hayati, lahan tidak subur, serta karbon atmosfer secara ekonomis. Dukungan yang tepat dapat menciptakan peluang baru, meningkatkan inovasi, dan memperkuat posisi global Inggris di sektor bioteknologi.
Pelajaran dari Formula 1 dan Sektor Lainnya
Sektor Formula 1 di Inggris menunjukkan bagaimana inovasi dapat menembus pasar global. Inggris mengelola seluruh rantai mulai dari penelitian hingga manufaktur, menciptakan jalur karier yang jelas dan menarik bagi insinyur muda. Dari sepuluh tim F1, tujuh berbasis di Inggris, yang menunjukkan bagaimana fondasi manufaktur dapat memperkuat inovasi dan menumbuhkan ekosistem industri. Model ini bisa diterapkan ke sektor lain, termasuk teknologi bersih, kendaraan listrik, dan industri biologi.
Kesimpulan: Mengembalikan Fondasi Manufaktur Inggris
Inovasi dan transisi energi memerlukan dasar manufaktur yang kuat agar ide dapat berkembang menjadi produk nyata. Tanpa energi terjangkau, proses perizinan yang sederhana, dukungan untuk industri baru, dan penumbuhan sektor yang menjanjikan, Inggris akan tetap menghadapi risiko deindustrialisasi. Pemerintah harus fokus pada kebijakan yang menguatkan keterampilan, kapasitas, dan insentif bagi tenaga kerja serta perusahaan agar dapat bersaing secara global.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, Inggris dapat membangun kembali fondasi manufaktur, meningkatkan ketahanan ekonomi, mengurangi ketergantungan impor, dan menyiapkan negara untuk menghadapi tantangan industri di masa depan.