hargasaham.id – Pada 12 Agustus 2025, Presiden Komisaris PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), Jahja Setiaatmadja, melakukan penjualan 1 juta saham BBCA dengan harga Rp8.750 per saham. Total nilai transaksi mencapai Rp8,75 miliar. Menurut Corporate Secretary BBCA, I Ketut Alam Wangsawijaya, tujuan dari transaksi ini adalah untuk diversifikasi portofolio pribadi Jahja.
Dampak terhadap Kepemilikan Saham
Sebelum transaksi, Jahja memiliki 35,80 juta saham BBCA, yang setara dengan 0,03% dari total saham beredar. Setelah penjualan, kepemilikannya berkurang menjadi 34,80 juta saham, namun persentase kepemilikan tetap pada 0,03%. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun jumlah saham yang dimiliki berkurang, proporsi kepemilikan terhadap total saham beredar tidak berubah signifikan.
Pergerakan Harga Saham BBCA
Pada perdagangan Jumat, 15 Agustus 2025, saham BBCA ditutup pada harga Rp8.700 per saham, mengalami penurunan sebesar 0,85% dibandingkan hari sebelumnya. Meskipun demikian, dalam sebulan terakhir, harga saham BBCA mengalami kenaikan sebesar 3,26%. Penurunan harga saham ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi pasar dan keputusan internal perusahaan.
Kinerja Keuangan BCA
Meskipun terjadi penurunan harga saham, kinerja keuangan BCA tetap menunjukkan hasil positif. Pada semester I 2025, BCA mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp29 triliun, tumbuh 8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan kredit sebesar 12,9% secara tahunan, mencapai Rp959 triliun per Juni 2025. Segmen korporasi, komersial, dan UKM masing-masing mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 16,1%, 12,6%, dan 11,1%. Selain itu, kualitas aset BCA tetap terjaga dengan rasio loan at risk (LAR) turun menjadi 5,7% dan non-performing loan (NPL) terkelola di level 2,2%. Himpunan dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh 5,7% menjadi Rp1.190 triliun, dengan komposisi giro dan tabungan (CASA) mendominasi 82,5%. Pendapatan bunga bersih (NII) naik 7% menjadi Rp42,5 triliun, sementara pendapatan nonbunga meningkat 10,6% menjadi Rp13,7 triliun.