hargasaham.id – Investor kini menghadapi “masa keemasan energi nuklir”. Pemerintah dan analis menekankan prospek cerah sektor ini, menarik perhatian bahkan bagi investor yang paling skeptis. Tahun ini, beberapa saham perusahaan nuklir telah melesat lebih dari dua kali lipat, memicu antusiasme di kalangan pelaku pasar global.
Kapasitas Global dan Kebutuhan Energi Bersih
Goldman Sachs memperkirakan pada 2040 kapasitas pembangkit listrik tenaga nuklir global mencapai 575 gigawatt, naik signifikan dari 378 gigawatt saat ini. Kenaikan ini muncul karena negara-negara menekankan teknologi nuklir setelah investasi yang minim bertahun-tahun. Dengan ekspansi ini, nuklir akan menyuplai 12 persen kebutuhan listrik global, memberi keuntungan bagi perusahaan seperti Centrica dan Rolls-Royce.
Dorongan Strategis dari Keamanan Energi
Dorongan energi nuklir muncul akibat fokus negara-negara Barat pada keamanan energi setelah invasi Rusia ke Ukraina. Selain itu, kebutuhan akan energi bersih dengan emisi karbon rendah membuat nuklir menjadi alternatif menarik. David Coombs menekankan bahwa nuklir kini menjadi bagian penting dari strategi energi karena energi matahari dan angin tidak bisa disimpan dengan mudah.
Proyek Nuklir Utama dan Perusahaan Terkait
Saham Energi Konstelasi melonjak 75 persen dalam setahun karena pembangunan pabrik nuklir Sizewell C, yang akan menyediakan listrik untuk enam juta rumah selama 60 tahun. Pemerintah Inggris menyiapkan £14,2 miliar, dan Centrica berinvestasi £1,3 miliar untuk saham 15 persen. Rolls-Royce memimpin pembangunan 400 SMR pada 2050, sedangkan Centrica menunjukkan minat masuk ke sektor SMR senilai £500 miliar global.
Risiko, Strategi Jangka Panjang, dan Investor Cerdas
SMR baru akan beroperasi pada 2030-an, sehingga investor perlu strategi jangka panjang. Saham Centrica naik 17 persen tahun ini, sementara proyek Sizewell C diperkirakan menelan biaya hingga £40 miliar. Di AS, Oklo naik 264 persen, mengembangkan SMR yang mengubah limbah nuklir menjadi bahan bakar. Investor juga bisa mempertimbangkan logam uranium melalui Yellow Cake dan ETF seperti Global X Uranium serta Sprott Uranium Miners.
Opsi Aman: EDF dan Westinghouse
Bagi investor yang mengutamakan stabilitas, EDF dan Westinghouse tetap menarik. EDF mengelola delapan pembangkit nuklir di Inggris, meski biaya proyek Hinckley Point C meningkat. Westinghouse, dibeli Brookfield dan Cameco, mencatat kenaikan saham 118 persen setahun terakhir, tetap dianggap pilihan ‘beli’ oleh analis.
Potensi Besar dengan Kewaspadaan
Energi nuklir menawarkan peluang besar bagi investor yang siap menghadapi risiko jangka panjang. Dengan SMR pada 2030-an, proyek besar seperti Sizewell C, dan eksposur bahan bakar uranium, portofolio investor dapat memperoleh manfaat signifikan. Namun, volatilitas, keterlambatan proyek, dan risiko geopolitik tetap harus diperhitungkan.