hargasaham.id – Pasar saham Jepang mengalami penurunan tajam akibat kombinasi krisis politik domestik dan ketegangan dagang global. Kondisi tersebut membuat investor khawatir terhadap arah kebijakan ekonomi dan kestabilan pasar di Asia Timur. Indeks Nikkei 225 jatuh 2,58 persen ke level 46.847,32, sementara TOPIX melemah sekitar 2 persen menjadi 3.133,99.
Sektor ekspor dan teknologi menjadi yang paling terdampak karena yen menguat terhadap dolar Amerika. Perusahaan besar seperti SoftBank Group turun 6,14 persen dan Fujitsu melemah 3,06 persen. Penurunan tersebut memperlihatkan betapa rentannya pasar Jepang terhadap isu geopolitik dan ekonomi global.
Dampak Krisis Politik Domestik
Krisis politik dalam negeri menjadi faktor utama yang mengguncang sentimen pasar. Runtuhnya koalisi pemerintahan di Jepang menimbulkan ketidakpastian terhadap arah kebijakan ekonomi dan reformasi yang sedang dirancang. Investor menilai, situasi politik yang tidak stabil dapat menghambat kebijakan stimulus yang dibutuhkan untuk menopang pertumbuhan ekonomi.
Kondisi ini diperburuk oleh penguatan yen yang menekan kinerja ekspor. Produk Jepang menjadi kurang kompetitif di pasar global, sehingga investor cenderung menghindari saham perusahaan eksportir. Pelaku pasar kini menunggu langkah konkret dari pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi di tengah krisis politik yang belum menemukan titik terang.
Tekanan dari Ketegangan Dagang AS–China
Selain faktor internal, Jepang juga terdampak oleh meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China. Konflik perdagangan kedua negara tersebut menciptakan efek domino terhadap rantai pasokan global, di mana Jepang menjadi salah satu mata rantainya.
Investor khawatir, perlambatan aktivitas ekspor akan menekan kinerja perekonomian Jepang. Ketidakpastian kebijakan perdagangan global membuat pasar menjadi volatil, sementara pelaku bisnis memilih menunda investasi baru hingga kondisi kembali stabil. Akibatnya, transaksi saham di bursa Tokyo cenderung melemah dengan volume yang menurun signifikan.
Prospek Pasar dan Langkah Antisipatif
Meski pasar sedang tertekan, sejumlah analis menilai Jepang masih memiliki peluang untuk pulih. Skenario terbaik akan terjadi jika situasi politik segera membaik dan negosiasi dagang antara AS dan China menunjukkan hasil positif. Dalam kondisi itu, investor global berpotensi kembali masuk ke pasar Jepang.
Pemerintah Jepang juga diharapkan meluncurkan langkah fiskal dan moneter yang lebih agresif untuk menjaga stabilitas. Jika dukungan politik berhasil dipulihkan, pasar berpeluang rebound dalam jangka menengah. Namun, selama ketegangan geopolitik dan ketidakpastian domestik masih berlangsung, bursa Jepang kemungkinan tetap bergerak dalam tekanan.
Situasi saat ini menjadi ujian berat bagi ekonomi Jepang, yang selama ini dikenal stabil. Investor global kini menaruh perhatian besar pada dinamika politik Tokyo serta hasil negosiasi dagang dunia. Arah kebijakan dalam beberapa pekan mendatang akan menjadi penentu nasib pasar saham Jepang di kuartal berikutnya.
