hargasaham.id – Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) membahas sosok Menteri Keuangan (Menkeu) baru, Purbaya Yudhi Sadewa, dan membandingkannya dengan Sri Mulyani terkait mazhab ekonomi masing-masing.
Meski Purbaya baru beberapa hari menjabat setelah dilantik Presiden Prabowo Subianto pada 8 September 2025, Jokowi menilai sosok ekonom tersebut sudah dikenal baik dan memiliki pendekatan berbeda dibandingkan pendahulunya.
Jokowi juga menyoroti respons pasar terhadap kepemimpinan Purbaya, termasuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah.
Purbaya baru beberapa hari menjalankan tugasnya sebagai Menteri Keuangan setelah dilantik Presiden RI Prabowo Subianto pada Senin (8/9/2025), di Istana Negara, Jakarta.
Ekonom Indonesia itu menggantikan Sri Mulyani yang mengalami reshuffle atau perombakan Kabinet Merah Putih.
Sri Mulyani pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan pada era Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
Kini, Purbaya menjadi Menteri Keuangan sekaligus sosok baru yang bergabung dalam Kabinet Merah Putih yang dipimpin Presiden Prabowo.
Terhadap hal tersebut, Jokowi menegaskan bahwa reshuffle Kabinet Merah Putih sepenuhnya merupakan kewenangan Presiden.
“Reshuffle kabinet, reshuffle menteri adalah hak prerogatif Presiden. Kewenangan penuh dari Presiden Prabowo Subianto,” katanya di Solo, Jawa Tengah, Jumat (12/9/2025), dikutip dari kanal YouTube Tribun Solo Official.
Jokowi menilai, Purbaya adalah sosok yang dikenalnya dengan baik.
Selanjutnya, ayah dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka itu membandingkan antara sosok Purbaya dan Sri Mulyani.
Jokowi juga berpendapat bahwa kedua tokoh tersebut memiliki mazhab ekonomi yang berbeda.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mazhab juga didefinisikan sebagai golongan pemikir yang sepaham dalam teori, ajaran, atau aliran tertentu di bidang ilmu, cabang kesenian, dan sebagainya serta berusaha untuk memajukan hal tersebut.
Bagus. Saya mengenal baik Pak Purbaya. Sangat bagus dan mazhabnya memang berbeda dengan Bu Sri Mulyani.
“Perbedaan mazhab ekonominya dengan Ibu Sri Mulyani,” kata Jokowi.
Selanjutnya, mantan Wali Kota Solo itu berbicara tentang respons pasar setelah kepemimpinan Purbaya.
“Jika kita melihat dari respons pasar, respons masyarakat saya kira, kita melihat Indeks Harga Saham Gabungan kembali bangkit dan naik.
Dolar terhadap rupiah juga melemah, rupiah menguat. Artinya pasar bisa menerima hal itu.
“Tentu saja jika pasar menerima, artinya investor akan kembali menanamkan uangnya ke negara kita. Itu bagus,” kata Jokowi.
Ketukan Menteri Keuangan Purbaya
Sementara itu, baru beberapa hari menjabat Menteri Keuangan, Purbaya sudah membuat gebrakan, yaitu akan memindahkan dana sebesar Rp 200 triliun dari Bank Indonesia (BI) ke sistem perbankan.
Hal itu dilakukan untuk menghidupkan kembali kredit sehingga pertumbuhan ekonomi dapat meningkat.
Nantinya, kata Purbaya, dana sebesar 200 triliun rupiah akan ditempatkan ke rekening pemerintah yang ada di perbankan.
“Saya melihat Kemenkeu bisa berperan di situ dengan memindahkan sebagian uang yang selama ini ada di bank sentral kebanyakan, ada Rp 430 triliun,” kata Purbaya saat Raker Komisi XI DPR RI, Rabu (10/9/2025).
“Saya pindahkan ke sistem perbankan 200 triliun rupiah. Kita akan menyebar di sistem agar uangnya bisa tumbuh dan ekonominya bisa berjalan lagi,” lanjutnya.
Purbaya mengakui, telah menyampaikan hal ini kepada Presiden RI Prabowo Subianto. Dia juga berkoordinasi dengan Bank Indonesia untuk memastikan pemindahan dana ini tidak digunakan untuk hal lain.
“Saya juga sudah berbicara dengan Wakil Senior Bank Indonesia agar tidak menyerap uang itu. Sehingga uangnya bisa digunakan sebagai likuiditas di perbankan,” katanya.
Baru-baru ini, pencairan dana sebesar Rp 200 triliun untuk perbankan akan cair mulai hari ini Jumat (12/9/2025).
Menurut Purbaya, saat ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sedang mengatur skema pembagian dana untuk bank-bank himbara tersebut.
“Seharusnya cepat, malam ini saya tanda tangani, besok mulai masuk ke bank-bank itu,” kata Purbaya di Kompleks DPR RI, Kamis (11/9/2025).
Purbaya mengatakan, akan ada enam bank himbara yang akan menerima dana pemerintah dari BI
Enam bank tersebut adalah Bank Nasional Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Badan Syariah Nasional (BSN).
Di sisi lain, Purbaya juga menegaskan bahwa perbankan tidak boleh menggunakan dana tersebut untuk memberi Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI)
Kita sudah berbicara dengan pihak bank, jangan beli SBRI atau SBN.
“Yang penting adalah likuiditas kita masuk ke sistem,” tegas Purbaya.
Rapat Pertama dengan DPR RI
Setelah rapat perdana bersama DPR RI, Menteri Keuangan Purbaya mengucapkan terima kasih kepada DPR karena telah memperbolehkannya tampil apa adanya dalam rapat dengar pendapat maupun rapat kerja di awal masa jabatannya sebagai Menteri Keuangan.
Menurutnya, hal tersebut membuat pernyataan dan pertanyaannya menjadi banyak dibicarakan oleh publik.
Hal itu disampaikan Purbaya saat mengikuti rapat Komisi XI DPR dengan Kementerian Keuangan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (11/9/2025).
“Yang terhormat, Pak Ketua, Wakil Ketua, dan anggota Komisi XI DPR. Pertama-tama, saya ucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya atas pelaksanaan raker dan rapat dengar pendapat dengan Komisi XI DPR yang sangat kondusif, dinamis, dan interaktif,” kata Purbaya.
“Saya juga berterima kasih diperbolehkan membawakan diri saya sebagai diri saya sendiri, sehingga kemarin agak ramai sedikit, hehe…,” katanya dengan santai.
“Hasil pembahasan dan rekomendasi dalam RDP telah kami catat dan ditindaklanjuti sesuai jadwal yang sudah ditetapkan,” tambahnya.
Pada kesempatan tersebut, sejumlah kesimpulan antara Komisi XI DPR dan Kemenkeu telah disetujui.
Salah satunya adalah menyetujui pagu anggaran Kemenkeu tahun 2026 sebesar Rp52 triliun.
“Komisi XI DPR menyetujui pagu anggaran Kementerian Keuangan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2026 sebesar Rp52.016.000.000.000,” kata Ketua Komisi XI DPR Misbakhun.
Menteri Keuangan Purbaya mengakui telah menciptakan suasana “agak ramai” di awal masa jabatannya.
Ia mengatakan sudah tiga kali memberikan penjelasan terkait isu yang berkembang di publik, padahal baru tiga hari menjabat sebagai Menteri Keuangan.
Purbaya dilantik secara resmi menggantikan Sri Mulyani di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (8/9/2025).
Penjelasan yang dia berikan terkait dengan pernyataannya sendiri maupun unggahan anaknya di media sosial Instagram.
Purbaya menjadi perhatian publik setelah pernyataannya dianggap kontroversial.
Saat pertama kali mengunjungi Kemenkeu sebagai menteri, ia menyebut aksi protes pada akhir Agustus 2025 hanya dilakukan oleh sebagian kecil masyarakat.
Ia menilai tindakan tersebut muncul karena ada pihak-pihak yang terganggu akibat hidupnya masih kurang.
“Saya menciptakan pertumbuhan ekonomi enam hingga tujuh persen itu akan hilang secara otomatis,” kata Purbaya di Kementerian Keuangan, Jakarta, dikutip dari kanal YouTube Kompas TV, Senin (8/9/2025).
“Mereka akan sibuk mencari pekerjaan dan makan enak dibandingkan berdemo,” tambahnya.
Mengenai pernyataannya tersebut, Purbaya meminta maaf karena telah menyentuh Tuntutan Rakyat 17+8.
Ia menjelaskan maksud dari ucapannya adalah kondisi ekonomi sedang mengalami tekanan, sehingga sebagian besar masyarakat turut merasakan dampaknya.
“Jika kemarin saya berbicara salah, saya mohon maaf. Intinya, semakin cepat ekonomi pulih, semakin banyak lapangan kerja yang tercipta. Itu yang kita kejar,” katanya, dikutip dari Antara, Rabu (10/9/2025).