hargasaham.id – Pasar saham Amerika Serikat mengalami penurunan tajam pada Jumat, 10 Oktober 2025, dengan kapitalisasi pasar menyusut sebesar USD 2 triliun atau sekitar Rp 33.117 triliun (kurs Rp 16.558 per USD). Koreksi ini terlihat pada indeks-indeks utama Wall Street, termasuk Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq.
Penyebab Penurunan Pasar Saham AS
Salah satu faktor utama penurunan pasar saham AS adalah kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump terhadap China. Lewat unggahan di platform Truth Social, Trump menuduh China memiliki “monopoli” logam tanah jarang dan menyebut negara itu “sangat bermusuhan” dengan dunia. Ia juga menyinggung kemungkinan pemerintah AS menaikkan tarif besar terhadap produk China.
Sentimen negatif ini memicu aksi jual besar-besaran. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 878,82 poin atau 1,9% menjadi 45.479,60, S&P 500 merosot 2,7% ke 6.552,51, dan Nasdaq Composite anjlok 3,56% ke 22.204,43.
Dampak terhadap Kapitalisasi Pasar
Koreksi pada indeks utama membuat kapitalisasi pasar saham AS menyusut USD 2 triliun. Bespoke Investment Group menyebut ini sebagai salah satu penurunan terbesar dalam sejarah satu hari di pasar saham AS. Kekhawatiran investor terhadap ketegangan perdagangan AS-China menjadi pendorong utama aksi jual ini.
Reaksi Investor dan Dampak Global
Penurunan tajam di AS turut memengaruhi pasar global, memicu volatilitas di bursa Eropa dan Asia. Ketegangan perdagangan dapat memengaruhi aliran perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi global. Investor diminta memantau hubungan AS-China secara ketat karena setiap eskalasi bisa mengubah arah pasar global.
Dalam situasi ini, strategi investasi yang hati-hati dan diversifikasi portofolio menjadi penting untuk menghadapi potensi gejolak pasar di masa mendatang.