John Lewis Partnership Tepuk Tangan Mereka: Peringatkan Dampak Pajak Terhadap Kepercayaan Konsumen
hargasaham.id – London — John Lewis Partnership (JLP) memperingatkan bahwa kepercayaan konsumen sedang rapuh setelah perusahaan melaporkan kerugian besar akibat kenaikan pajak dan biaya usaha. Mereka menuding kebijakan pajak yang diperkenalkan Rachel Reeves menyumbang pada hilangnya £88 juta secara pre-tax dalam enam bulan hingga 26 Juli.
JLP Sebut Pajak Kemasan dan National Insurance Jadi Pemicu Kerugian
JLP menyebut bahwa paket pajak baru dan kenaikan employer National Insurance contributions telah meningkatkan biaya operasional secara drastis. Selain itu, regulasi “Extended Producer Responsibility” untuk kemasan memindahkan biaya daur ulang dari pemerintah ke perusahaan—terutama merugikan pengecer makanan.
Penjualan Naik, Tetapi Laba Tertekan
Walaupun JLP mencatat kenaikan penjualan sebesar 4% menjadi £6,2 miliar, kerugian tetap membengkak. Waitrose mencatat pertumbuhan pendapatan 6%, sedangkan John Lewis hanya 2%. Namun, keuntungan masih jauh tertahan karena beban pajak, regulasi, dan biaya tenaga kerja yang melonjak.
JLP Dorong Pemerintah Ubah Tarif Bisnis
Jason Tarry, Ketua JLP, menghadiri pertemuan di Number 11 dengan Menteri Keuangan dan menegaskan bahwa tarif bisnis harus menjadi prioritas reformasi. Ia meminta agar tarif properti besar tidak diperberat dan agar janji manifesto mengenai reformasi bisnis diwujudkan.
BRC Peringatkan Risiko Penutupan Toko Besar
British Retail Consortium (BRC) memperingatkan bahwa rencana pemerintah menaikkan tarif bisnis untuk properti dengan nilai pajak (rateable value) di atas £500.000 bisa menutup sekitar 400 toko besar di Inggris, dan mengancam 100.000 pekerjaan. Biaya bisnis yang tinggi, pajak yang meningkat, dan tarif bisnis baru menciptakan kombinasi yang sangat menekan. Konsumen Mulai Tahan Belanja, Natal Jadi Penentu
JLP mengakui bahwa konsumen sudah sangat berhati-hati membelanjakan uang mereka. Meski demikian, perusahaan tetap optimistis menyambut musim Natal. Mereka percaya bahwa jika terus memperbaiki layanan pelanggan, menjaga harga yang wajar, dan meningkatkan proposisi produk, maka momentum bisa pulih di paruh kedua tahun.