hargasaham.id – Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pelopor energi bersih dunia. Dalam pidatonya pada pembacaan Nota Keuangan APBN 2026, Prabowo menargetkan 100% pembangkit listrik dari energi baru terbarukan (EBT) dalam waktu 10 tahun atau lebih cepat. Ia optimistis Indonesia dapat mencapai target tersebut lebih awal dibandingkan target global yang ditetapkan pada tahun 2060. Pemerintah juga mengalokasikan anggaran sebesar Rp402 triliun untuk mendukung ketahanan energi, termasuk subsidi energi, insentif perpajakan, dan pengembangan EBT .
Dampak terhadap Sektor Energi
Pernyataan Presiden Prabowo berdampak pada pergerakan saham di sektor energi. Indeks IDXENERGY mengalami penurunan sebesar 1,09% pada Jumat (15/8/2025), dengan 51 saham turun, 19 tidak berubah, dan hanya 21 saham yang ditutup di zona hijau. Penurunan ini memutus rekor positif IDXENERGY yang sebelumnya selalu ditutup di zona hijau sepanjang pekan tersebut. Meskipun demikian, emiten energi bersih seperti PT Maharaksa Biru Energi Tbk. (OASA) mendapatkan sentimen positif dari fokus pemerintah pada EBT .
Tantangan Investasi di Sektor EBT
Transisi menuju EBT menghadirkan tantangan, terutama terkait biaya investasi yang tinggi. Analis dari Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menyebutkan bahwa emiten energi fosil mulai melakukan diversifikasi bisnis ke sektor EBT untuk meningkatkan keberlanjutan dan memenuhi komitmen Environmental, Social, and Governance (ESG). Namun, tantangan biaya investasi besar menjadi hambatan dalam percepatan transisi energi ini .
Prospek Jangka Panjang
Meskipun terdapat tantangan, fokus pemerintah pada EBT membuka peluang bagi emiten energi bersih untuk berkembang. Analis memandang bahwa pernyataan Presiden Prabowo memberikan kesempatan bagi emiten EBT untuk tumbuh, seiring dengan meningkatnya permintaan energi bersih di masa depan. Investor disarankan untuk mempertimbangkan potensi jangka panjang sektor EBT, meskipun harus memperhatikan tantangan investasi yang ada .