Harga Saham – Rencana peluncuran Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) pada Senin (21/7/2025) diperkirakan memberikan dorongan positif terhadap kinerja saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Berdasarkan riset Indo Premier Sekuritas, rekomendasi buy untuk saham BBRI tetap dipertahankan dengan target harga Rp 4.700 per saham, mencerminkan potensi kenaikan sekitar 21,1 persen dari harga penutupan Rp 3.880 per saham.
KDMP Dorong Ekspansi Pembiayaan Mikro
Indo Premier menilai KDMP akan memperluas pembiayaan BRI, khususnya pada sektor mikro dan pedesaan yang menjadi fokus utama perseroan. Program ini menargetkan pembentukan 80.000 koperasi desa dengan estimasi. Kebutuhan pembiayaan sekitar Rp 3 miliar per koperasi.
>“Skema pembiayaan berbasis Kredit Usaha Rakyat (KUR) akan memperkuat posisi BRI di sektor mikro. Dengan risiko yang dapat diminimalkan berkat penjaminan dari pemerintah,” tulis analis Indo Premier.
Peluang Cross-Selling dan Ekosistem Layanan
Selain pembiayaan, KDMP diyakini membuka peluang cross-selling produk perbankan lain, seperti tabungan, virtual account, serta layanan digital. Kehadiran koperasi desa diproyeksikan memperluas ekosistem layanan BRI di pedesaan. Sekaligus mendorong pertumbuhan kredit selektif dengan basis nasabah yang semakin besar.
Valuasi Saham BBRI Masih Menarik
Dari sisi valuasi, Price-to-Book Value (P/BV) BBRI pada 2025 diperkirakan berada di angka 1,8 kali. Lebih rendah dibanding rata-rata historis 10 tahun sebesar 2,4 kali. Proyeksi laba bersih BBRI pada 2025 mencapai Rp 56,8 triliun dengan dividend yield sekitar 8,7 persen.
Strategi Transformasi BRIvolution
Selain dukungan dari KDMP, BRI meluncurkan BRIvolution Initiatives Phase 1 – Kicking Off a New Horizon sebagai bagian dari strategi transformasi berkelanjutan. Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, menyebut inisiatif ini sebagai tonggak penting dalam memperkuat daya saing. Kolaborasi, serta memberikan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan.
>“Fase pertama BRIvolution adalah fondasi awal transformasi BRI untuk menjawab dinamika industri keuangan. Dan kebutuhan nasabah yang terus berkembang,” kata Hery.