Prospek IHSG 26 Agustus 2025, Analis Soroti Saham Energi hingga Otoparts
hargasaham.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan tren positif pada perdagangan Selasa, 26 Agustus 2025. Sejumlah analis menilai indeks berpotensi menguji level psikologis 8.000 setelah pada sesi sebelumnya ditutup di area hijau. Sentimen global dan domestik turut membentuk arah pergerakan pasar hari ini, termasuk ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, serta kebijakan longgar Bank Indonesia.
Pergerakan IHSG dan Sentimen Utama
IHSG menguat tipis pada sesi pertama perdagangan dengan kenaikan 0,18 persen menuju level 7.940. Pergerakan indeks berada di kisaran 7.900 hingga 8.000, sehingga membuka peluang penguatan lebih lanjut. Namun, analis juga menekankan adanya potensi koreksi jangka pendek jika tekanan jual meningkat. Investor global menunggu rilis data ekonomi Amerika, seperti indeks kepercayaan konsumen dan klaim pengangguran, yang bisa memengaruhi arah pasar. Di sisi domestik, penurunan suku bunga Bank Indonesia memberi ruang bagi likuiditas yang lebih longgar, sehingga mendukung permintaan aset berisiko. Kombinasi faktor eksternal dan internal membuat IHSG masih berpeluang menguat dengan volatilitas tetap terjaga.
Rekomendasi Saham Pilihan Analis
Tim riset Indo Premier Sekuritas (IPOT) merilis rekomendasi saham untuk perdagangan hari ini. Saham pertama yang masuk radar adalah TBS Energi Utama (TOBA) dengan target harga Rp1.150. Saham ini menawarkan potensi keuntungan 9,5 persen dengan batas risiko atau stop loss di bawah Rp1.015. Sektor energi dianggap masih prospektif karena kebutuhan energi transisi terus meningkat.
Selain itu, Astra Otoparts (AUTO) mendapat rekomendasi beli dengan target harga Rp2.600. Saham ini diperkirakan memberikan potensi keuntungan 5,7 persen, dengan stop loss di bawah Rp2.400. Permintaan komponen otomotif yang stabil di dalam negeri menopang prospek perusahaan.
Di sektor energi lainnya, Medco Energi Internasional (MEDC) disarankan dengan target harga Rp1.340. Potensi keuntungan mencapai 8,1 persen dengan stop loss di bawah Rp1.200. Kinerja perusahaan didukung harga minyak yang relatif stabil serta ekspansi produksi di berbagai lini bisnis.
Tidak hanya saham, IPOT juga merekomendasikan instrumen obligasi, salah satunya PBS038. Obligasi ini dipandang sensitif terhadap kebijakan suku bunga Bank Indonesia. Setelah penurunan suku bunga acuan, instrumen berbasis pendapatan tetap menjadi lebih menarik karena imbal hasil relatif lebih stabil.
Prospek Pasar dan Strategi Investor
Analis menilai pasar saham Indonesia masih menyimpan potensi pertumbuhan dalam jangka menengah. IHSG yang bergerak menuju level 8.000 dianggap menjadi sinyal positif kepercayaan investor. Meski demikian, potensi koreksi teknikal tetap perlu diantisipasi, terutama jika data ekonomi global mengecewakan. Investor disarankan disiplin menggunakan level stop loss yang disarankan agar risiko tetap terkendali.
Strategi diversifikasi juga penting dengan memadukan saham sektor energi, otomotif, dan instrumen pendapatan tetap. Kombinasi ini diyakini mampu menyeimbangkan risiko sekaligus memanfaatkan peluang dari berbagai sektor. Dengan prospek ekonomi domestik yang solid, pasar modal Indonesia tetap menawarkan ruang pertumbuhan menarik, terutama bagi investor yang cermat membaca momentum.