hargasaham.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia mencatatkan penguatan signifikan sepanjang kuartal III/2025, dengan kenaikan mencapai 13,86%. Namun, memasuki kuartal IV, pasar menghadapi tantangan berupa depresiasi rupiah dan aliran modal asing yang negatif.
Depresiasi Rupiah dan Dampaknya terhadap IHSG
Rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar AS, dengan level penutupan pada akhir September 2025 berada di Rp16.665 per dolar AS. Secara year-to-date, rupiah tercatat melemah sekitar 3% terhadap dolar AS. Pelemahan mata uang domestik ini dapat mempengaruhi sentimen investor, terutama terkait dengan inflasi dan daya beli masyarakat.
Aliran Modal Asing Negatif
Investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih (net sell) di pasar saham Indonesia. Pada bulan September 2025, net sell asing mencapai Rp9,45 triliun, sementara pada kuartal III, total net sell asing tercatat sebesar Rp6,28 triliun. Hal ini menunjukkan adanya tekanan terhadap pasar saham domestik akibat keluarnya dana asing.
Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Strategi Investasi
Meskipun menghadapi tantangan, beberapa analis optimis bahwa IHSG dapat mempertahankan level di atas 8.000 pada kuartal IV/2025. Analisis teknikal menunjukkan potensi pergerakan sideways dengan kisaran support di level 7.800 dan resistance di level 8.200. Investor disarankan untuk fokus pada saham-saham dengan fundamental kuat dan potensi pertumbuhan yang solid.
Dalam menghadapi dinamika pasar, penting bagi investor untuk tetap waspada dan melakukan diversifikasi portofolio guna mengurangi risiko. Memantau perkembangan ekonomi global dan kebijakan moneter domestik juga menjadi kunci dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat.