hargasaham.id – PT Astra International Tbk, emiten dengan kode saham ASII, mengumumkan pengunduran diri tiga jajaran puncak organisasi. Pengunduran terjadi pada senin, 13 Oktober 2025, dan dilaporkan ke Bursa Efek Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Dalam keterbukaan informasi disebut bahwa surat pengunduran diri datang pada tanggal 9 Oktober 2025. Pemegang saham akan memperkuat keputusan ini melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada 19 November 2025.
Siapa Yang Mundur dan Alasannya
Tiga orang yang mundur dari perannya adalah:
-
John Raymond Witt, menjabat Komisaris, mundur karena memasuki masa pensiun.
-
Chiew Sin Cheok, menjabat Direktur, juga mundur karena pensiun.
-
Hsu Hai Yeh, menjabat Komisaris, mundur karena reorganisasi internal perseroan.
Dalam keterangan tertulis, Corporate Secretary perseroan menyebut bahwa pengunduran diri Hsu Hai Yeh terjadi “sehubungan dengan reorganisasi personel yang biasa terjadi di perseroan.”
Dampak Terhadap Struktur Korporasi
Pengunduran diri ini menimbulkan ruang kosong dalam struktur Komisaris dan Direksi Astra. Oleh karena itu, perseroan segera mengagendakan RUPSLB untuk meminta persetujuan pemegang saham terhadap penunjukan pengganti-pengganti baru. Pemegang saham yang berhak hadir adalah mereka yang tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada tangal 27 Oktober 2025 pukul 16.00 WIB. Keputusan tersebut penting agar perseroan tidak kehilangan momentum dalam pengambilan keputusan strategis.
Tinjauan Terhadap Latar Belakang Pengunduran
John Raymond Witt mulai menjabat sebagai Komisaris pada RUPS Tahunan 27 April 2016 dan kembali dipilih pada 8 Mei 2025. Latar belakangnya meliputi berbagai posisi senior di grup Jardine Matheson dan perusahaan internasional lainnya. Sementara itu Chiew Sin Cheok telah bergabung dengan perseroan sejak 2015 dan menjabat Direktur berdasarkan keputusan RUPS Tahunan 19 April 2023. Hsu Hai Yeh diangkat Komisaris pada 30 April 2024, punya karier di bidang keuangan dan manajemen di berbagai perusahaan global.
Dengan latar belakang yang kuat, peran mereka dianggap telah membantu mengokohkan tata kelola perusahaan dan strategi korporasi. Maka, pengunduran ini tidak hanya sekadar pergantian posisi, tetapi juga membawa perubahan dalam dinamika kepemimpinan Astra.
Keputusan Astra untuk melaksanakan RUPSLB dan mengganti posisi kosong dengan cepat menjadi indikasi bahwa perseroan siap menyesuaikan diri pada perubahan kepemimpinan tanpa mengganggu operasi dan pertumbuhan jangka panjang. Sementara itu, pemegang saham dan pemangku kepentingan harus mencermati siapa yang akan menggantikan posisi penting ini dan bagaimana strategi perseroan akan berlanjut di bawah jajaran baru.
