HARGSAHAM.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan menguat pada perdagangan Senin, 13 Oktober 2025, dengan target berada di kisaran 8.294 hingga 8.365. Meskipun IHSG sebelumnya ditutup naik tipis 0,08% ke posisi 8.275, terdapat tekanan jual yang perlu diwaspadai. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menyebut IHSG saat ini berada di wave [v] dari wave 5, berpotensi menguat.
Rekomendasi Saham dari MNC Sekuritas
Berdasarkan analisis teknikal, MNC Sekuritas merekomendasikan beberapa saham untuk dipertimbangkan pada hari ini:
-
PT Blue Bird Tbk (BIRD)
Saham BIRD menguat 3,06% ke level Rp 1.850 dan berhasil menembus moving average 60 (MA60). Rekomendasi: buy on weakness di rentang Rp 1.805–Rp 1.835, dengan target harga Rp 1.865–Rp 1.895 dan stoploss di bawah Rp 1.775. -
PT Mayora Indah Tbk (MYOR)
Saham MYOR terkoreksi 1,83% ke Rp 2.150, namun masih didominasi oleh tekanan jual. Rekomendasi: speculative buy di rentang Rp 2.120–Rp 2.150, dengan target harga Rp 2.250–Rp 2.300 dan stoploss di bawah Rp 2.100. -
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO)
Saham PGEO menguat 1,04% ke Rp 1.460, namun penguatannya belum mampu menembus MA60. Rekomendasi: buy on weakness di rentang Rp 1.430–Rp 1.450, dengan target harga Rp 1.530–Rp 1.570 dan stoploss di bawah Rp 1.410. -
PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM)
Saham TKIM menguat 3,24% ke Rp 7.175 dan berhasil menembus MA20. Rekomendasi: buy on weakness di rentang Rp 7.075–Rp 7.175, dengan target harga Rp 7.425–Rp 7.575 dan stoploss di bawah Rp 7.000.
Sentimen Pasar dan Faktor Pendukung
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG dan saham-saham tersebut antara lain:
-
Pergerakan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS: Fluktuasi nilai tukar dapat mempengaruhi kinerja emiten, terutama yang memiliki utang dalam dolar.
-
Harga Emas Dunia: Kenaikan harga emas dapat memberikan dampak positif bagi sektor tambang dan energi.
-
Rilis Kinerja Kuartal III 2025: Hasil kinerja emiten dapat mempengaruhi sentimen investor terhadap saham-saham tertentu.
-
Data Neraca Dagang dan Inflasi China: Sebagai mitra dagang utama Indonesia, kondisi ekonomi China dapat mempengaruhi perekonomian domestik.
-
Kebijakan The Federal Reserve (The Fed): Kebijakan moneter AS dapat mempengaruhi arus modal dan sentimen pasar global.