hargasaham.id – Saham Oracle (NYSE: ORCL) mengalami penurunan tajam sebesar 7% pada Jumat, 17 Oktober 2025, mencatatkan penurunan harian terbesar sejak Januari. Penurunan ini terjadi setelah perusahaan memaparkan proyeksi pendapatan yang sangat ambisius dalam konferensi Oracle AI World di Las Vegas.
Proyeksi Ambisius yang Memicu Keraguan
Dalam presentasinya, Oracle menargetkan pendapatan infrastruktur cloud mencapai USD 166 miliar pada tahun fiskal 2030, meningkat signifikan dari proyeksi sebelumnya sebesar USD 18 miliar pada tahun fiskal 2026. Selain itu, perusahaan juga memproyeksikan total pendapatan mencapai USD 225 miliar pada tahun fiskal 2030, dengan laba per saham yang disesuaikan sebesar USD 21, yang mencerminkan pertumbuhan tahunan rata-rata lebih dari 31%.
Awalnya, pasar merespons positif dengan lonjakan saham sebesar 3,1% pada hari Kamis. Namun, pada hari Jumat, sentimen berubah ketika beberapa analis mulai mempertanyakan kemampuan Oracle untuk mencapai target ambisius tersebut. Kekhawatiran utama berfokus pada tingginya pengeluaran modal yang diperlukan untuk mendukung ekspansi infrastruktur cloud dan potensi arus kas negatif yang dapat menghambat pertumbuhan jangka panjang perusahaan.
Tantangan Keuangan dan Arus Kas
Meskipun Oracle telah mengamankan kontrak besar dengan OpenAI dan Meta Platforms, beberapa analis menyoroti tantangan keuangan yang dihadapi perusahaan. Margin laba kotor layanan cloud berbasis chip Nvidia hanya 14%, jauh lebih rendah dari margin tinggi Oracle di sektor lain. Perusahaan diperkirakan menghadapi arus kas negatif lebih dari USD 26 miliar dalam tiga tahun, meningkatkan keraguan proyeksi pertumbuhan.
Reaksi Pasar dan Sentimen Investor
Penurunan saham Oracle mencerminkan ketidakpastian investor terhadap kemampuan perusahaan dalam merealisasikan proyeksi pertumbuhannya. Meskipun beberapa analis tetap optimistis, banyak yang menyarankan agar investor berhati-hati dan mempertimbangkan risiko yang terkait dengan ambisi ekspansi Oracle. Sentimen pasar fluktuatif menunjukkan potensi pertumbuhan, tetapi tantangan keuangan dan eksekusi strategi tetap faktor penting bagi investor.
Oracle berpotensi dominan di infrastruktur cloud AI. Namun, proyeksi ambisius dan tantangan keuangan memerlukan perhatian serius investor. Keseimbangan antara ambisi pertumbuhan dan realitas keuangan akan menjadi kunci dalam menentukan arah saham Oracle di masa depan.
