Indeks Bisnis-27 Melonjak 3,20% pada 12 Agustus 2025
hargasaham.id – Indeks Bisnis-27, kolaborasi antara Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Harian Bisnis Indonesia, mencatatkan penguatan yang solid pada perdagangan Selasa, 12 Agustus 2025, dengan kenaikan mencapai 3,20% ke level 529,98. Sepanjang sesi, indeks bergerak di rentang 515,95–531,37, dengan 16 saham menguat, 6 terkoreksi, dan 5 stagnan.
Telkom dan Big Banks Tuntun Reli Indeks
PT Telkom Indonesia (TLKM) mencetak lonjakan signifikan sebesar 6,35% ke Rp 3.180 dan menjadi penggerak utama penguatan indeks. Tak kalah kuat, saham perbankan besar turut menyemangati pergerakan positif:
-
BBRI naik 6,30% ke Rp 4.050
-
BMRI naik 4,03% ke Rp 4.910
-
BBNI naik 3,81% ke Rp 4.360
-
BBCA naik 3,51% ke Rp 8.850
Sektor Non Perbankan Ikut Menguat
Saham dari sektor lain juga menunjukan performa solid. INKP melonjak 3,08% ke Rp 8.375, ISAT naik 2,21% ke Rp 2.310, dan SIDO tumbuh 1,96% ke Rp 520, memperkaya momentum positif di indeks.
Beberapa Emiten Mengalami Koreksi
Meski dominan hijau, sejumlah saham mencatatkan penurunan, yaitu SCMA turun 4,03% ke Rp 238, AKRA melemah 1,95% ke Rp 1.260, ANTM terpeleset 1,36% ke Rp 2.900. Sementara itu, MAPI, BRPT, dan UNTR mencatat penurunan masing-masing 1,23%, 0,43%, dan 0,31%.
Investor Asing Catat Inflow Rp850 Miliar
Menurut analis Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih, IHSG mendapat dorongan sejak awal pekan dari dukungan sektor besar seperti big banks dan sektor energi. IHSG pun telah naik 7,43% sejak tahun berjalan hingga per tanggal 11 Agustus 2025. Investor asing juga mencatatkan inflow sebesar Rp850 miliar ke pasar ekuitas domestik, dengan akumulasi terbesar tertuju pada saham-saham bank besar.
Pipeline IPO Makin Bertambah sepanjang 2025
BEI menyampaikan jumlah perusahaan yang sedang dalam pipeline IPO terus bertambah. Tercatat terdapat 7 perusahaan dengan klasifikasi aset menengah hingga besar. Sejak awal tahun, sudah 22 perusahaan IPO dengan dana total mencapai Rp10,3 triliun, dibandingkan 79 IPO sepanjang tahun 2023.
Sentimen Global Cenderung Tekan Bursa
Dari kancah internasional, bursa Wall Street terkoreksi akibat aksi ambil untung, menjelang rilis data inflasi CPI. Selain itu, kebijakan kenaikan tarif impor AS berpotensi menambah tekanan inflasi global, yang turut memengaruhi sentimen investor di pasar domestik.